Bisnis.com, JAKARTA— Aksi jual saham PGN berlanjut dan turut membebani indeks harga saham gabungan (IHSG) di tengah tekanan dari depresiasi rupiah dan penantian data perdagangan China.
IHSG dibuka melemah 0,45% atau turun 19,19 poin ke level 4.282,17 kemudian merosot ke level 4.284,24 atau turun 0,40% pada pukul 09:29 WIB.
Pelaku pasar global masih cenderung menjaga risiko di tengah ketidakpastian waktu penaikan suku bunga acuan The Fed, sambil menunggu data perdagangan China yang akan dirilis besok pagi.
“Dari dalam negeri, depresiasi rupiah masih berlanjut. Ini menunjukkan kepercayaan investor makin merosot di saat kinerja ekonomi memburuk,” kata Reza Priyambada, Analis NH Korindo Securities dalam risetnya.
Saham big cap yang rebound seperti PT Astra International Tbk (ASII) sebesar 2,12 poin dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 1,92 poin sempat mendorong IHSG naik tipis 0,03%.
Namun, tekanan berat muncul dari saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) terus tergelincir setelah pemerintah mengumumkan rencana menurunkan harga gas industri. PGAS telah jatuh 11,29% di awal perdagangan setelah kemarin anjlok 11,43%.
Dari 518 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 85 saham menguat, 68 saham melemah, dan 365 saham stagnan.
Pelemahan PGAS membuat indeks sektor infrastruktur merosot paling tajam, jatuh 1,35%. Sampai pukul 09:28 WIB, sebanyak 5 indeks sektoral melemah dan 4 indeks sektoral menguat dari 9 indeks sektoral IHSG.
Indeks Bisnis27 melemah 0,78% ke level 353,1 pada pembukaan kemudian bergerak ke level 353,62 pada pukul 09.29 WIB atau turun 0,63%.
Saham-saham penghambat IHSG pada awal perdagangan:
PGAS | -11,29% |
KLBF | -3,13% |
LPPF | -2,71% |
BBCA | -0,42% |
Saham-saham pendorong IHSG pada awal perdagangan:
ASII | +0,85% |
BBRI | +0,77% |
UNVR | +0,39% |
SMGR | +2,09% |
Sumber: Bloomberg