Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas pasar modal siap memberikan kemudahan dan treatment khusus bagi Badan Usaha Milik Negara dan entitas anak usaha yang memiliki potensi untuk memanfaatkan pendanaan di pasar modal.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga saat ini terdapat 33 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan entitas anaknya yang telah memanfaatkan sarana pasar modal.
Sekitar 22 di antaranya telah melakukan pencatatan saham atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan beragam sektor usaha, mulai dari perusahaan perbankan, properti, pertambangan, telekomunikasi, hingga transportasi.
Namun, bila dibandingkan dengan jumlah BUMN yang ada saat ini, yakni mencapai 119 BUMN, maka angka 22 perusahaan yang sudah listing tersebut terbilang kecil atau tidak sampai 5%.
Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pemerintah akan meningkatkan peran BUMN dalam mendukung pembangunan infrastruktur dan penghiliran serta industrialisasi di Indonesia.
Kondisi tersebut tentunya membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit bagi BUMN untuk dapat membiayai pelaksanaan program-program tersebut.
Oleh sebab itu, OJK mendorong agar BUMN dapat memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai tempat untuk memobilisasi dana investasi, guna membiayai program-program pembangunan infrastruktur yang bersifat angka panjang.
Apalagi, saat ini likuiditas pembiayaan konvensional melalui perbankan semakin terbatas.
Kemudian, dalam masterplan sektor jasa keuangan Indonesia (MPSJKI) 2015-2019 yang sedang OJK susun, OJK mendorong peningkatan peran BUMN dalam memperoleh pendanaan dari pasar modal, baik melalui penerbitan saham atau surat utan konvensional dan syariah (sukuk).
Selain itu, untuk mempermudah proses, OJK juga akan memberikan kemudahan bagi BUMN dan entitas anak berpotensi memanfaatkan pendanaan di pasar modal.
Selama ini, proses BUMN untuk bisa masuk ke pasar modal memang sering menemui hambatan, mulai dari perizinan, persetujuan DPR, dan sebagainya.
“Kami buat rangkaian kegiata yang bisa membuat BUMN dan entitas anak IPO. Kami akan dialog khusus dengan Kementerian BUMN untuk mendapatkan data BUMN mana saja yang berpotensi. BUMN yang memerlukan bantuan, dari sisi persiapan, OJK akan bantu mempermudah, bisa langsung datang ke kami dan akan kami jelaskan,” kata Nurhaida di sela acara Seminar Optimalisasi Potensi Penawaran Umum bagi BUMN dan Entitas Anak Usaha, Selasa (18/8/2015).
Menurutnya, untuk tahun ini tidak ada BUMN dan entitas anak usaha yang melakukan penawaran saham perdana di lantai bursa.
Dia menilai, hal ini juga lantaran kondisi di sektor keuangan yang belum kondusif sehingga masih ada yang menunggu perkembangan lebih lanjut.
“Kalau di pipeline belum ada. Namun, kami tak henti-hentinya sosialiasi agar perusahaan yang punya potensi jadi berminat,” tambahnya.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan BEI akan memberikan treatment yang berbeda bagi BUMN dan anak usaha yang memiliki potensi untuk bisa IPO.
“Kami akan lakukan treatment khusus, lobi khusus harus dilakukan. Saat ini, kami sudah menyiapkan satu divisi khusus untuk deal dengan BUMN terkait privatisasi, akan intens dengan Kementerian BUMN dan BUMN,” jelas Tito.
Menurut Tito, tahun ini memang sepi BUMN dan entitas anak usaha yang akan mencatatkan diri di lantai bursa.
Namun, untuk tahun depan diperkirakaan ada dua entitas anak usaha BUMN yang berencana IPO.
“Ada dua anak usaha kata Kementerian BUMN yang mau IPO tahun depan, kalau nilai dan nama tanyakan dengan Kementerian BUMN,” kata Tito.
Dikabarkan, dua entitas anak usaha BUMN yang akan melakukan IPO itu merupakan anak usaha perusahaan terbuka sehingga harus melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) terlebih dahulu.