Bisnis.com, JAKARTA— Kinerja dana kelolaan industri reksa dana masih belum bisa meningkat. Setelah kinerja dana kelolaan industri reksa dana turun pertama kalinya pada Juni 2015, per Juli 2015 dana kelolaan belum mampu menunjukkan perbaikan.
Berdasarkan data Pusat Informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan industri reksa dana per Juli tercatat Rp249,38 triliun, turun sedikit dari Juni yang mencapai Rp251,02 triliun. Selama dua bulan belakangan ini, pertumbuhan dana kelolaan reksa dana memang melambat. Padahal, sejak Januari hingga Mei, selalu mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Penurunan paling tajam sejak akhir Mei hingga saat ini terjadi pada dana kelolaan reksa dana saham. Akhir Mei, dana kelolaan reksa dana saham mencapai Rp104,49 triliun, sementara per Juli 2015 data tercatat Rp97,03 triliun. Artinya, ada penurunan sekitar Rp7,46 triliun.
Meski demikian, penurunan dana kelolaan tersebut tidak beriringan dengan kinerja unit penyertaan. Per Juli 2015, unit penyertaan industri reksa dana naik tipis menjadi 170,72 miliar unit dari pencapaian Juni yang sekitar 169,58 miliar unit. Sejak awal tahun hingga Juli, unit penyertaan industri reksa dana tumbuh stabil.
Hans Kwee, Vice President Investment PT Quant Kapital Investama mengatakan turunnya dana kelolaan disebabkan oleh kondisi pasar saham yang sedang mengalami koreksi. Koreksi yang cukup lama membuat banyak investor menahan diri untuk membeli reksa dana, khususnya reksa dana saham.
“Kalau IHSG mulai naik, dana kelolaan juga akan naik,” kata Hans kepada Bisnis.com, Rabu (5/8/2015).
Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan turunnya dana kelolaan tidak serta merta menunjukkan aksi redemption para investor. Infovesta mencatat, unit penyertaan reksa dana saham terus mengalami peningkatan sejak awal tahun hingga saat unit.
Unit penyertaan reksa dana saham yang terus bertambah meski kondisi bursa saham terkoreksi diduga lantaran investor reksa dana masih optimistis akan kinerja reksa dana, khususnya reksa dana saham. “Selain itu, tidak sedikit juga investor yang memanfaatkan turunnya pasar saham untuk masuk ke reksa dana,” kata Villia.
Terkait kinerja return, berdasarkan data Infovesta Utama, mayoritas kinerja reksa dana pada Juli 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja Juni meskipun masih negatif. Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat mengalami perbaikan sedikit dari -5,86% menjadi -2,20%.
Sedangkan indeks reksa dana saham masih berada di zona negatif, yakni -2,26% di Juli 2015 setelah anjlok cukup dalam di Juni 2015 sebesar -7,17%. Untuk kinerja reksa dana campuran dari -3,84% menjadi -1,21% dan untuk reksa dana pendapatan tetap, tergerus menjadi -0,32% di Juli 2015 dari -0,05% pada Juni 2015.