Bisnis.com, JAKARTA— Harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun memasuki pelemahan di hari ketiga, sehingga terus mengerek nilai imbal hasil.
Pelemahan obligasi tersebut terjadi saat sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Rate) dilakukan pada September 2015.
Data dari Bloomberg menyebutkan harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun seri FR 56, pada hari ini, pk. 10:17 WIB terkoreksi 0,07 basis poin ke 100,941. Sementara itu yield naik 0,12% ke level 8,242. Pada perdagangan Senin, yield bertengger di angka 8,232 (+0,21%).
Jika dihitung sejak perdagangan Senin (20/7/2015), harga oblgasi pemerintah seri FR 56 dengan tenor 10 tahun sudah terkoreksi 19 basis poin.
“Pelemahan nilai tukar rupiah (mempengaruhi pergerakan obligasi di dalam negeri),” Kata Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi hari ini, Rabu (22/7/2015).
Sentimen lainnya, ujar dia, adalah kemungkinan Fed Rate naik pada September.
Kenaikan Fed Rate, diprediksi akan menaikkan yield obligasi dunia.
“Kenaikan yield menyebabkan harga bond tertekan,” kata Hans Kwee.
Laju obligasi pemerintah tenor 10 tahun seri FR56
Tanggal | Harga | Yield |
Pk. 10:17WIB (22 Juli) | 100,941 (melemah 0,07 basis poin atau -0,07%) | 8,242 (+0,12%) |
21 Juli | 101,011 (melemah 0,124 basis poin atau -0,12%) | 8,232 (+0,21%) |
20 Juli | 101,135 (melemah 1,69 basis poin atau -0,17%) | 8,215 (+0,28%) |
Sumber: Bloomberg, 2015