Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (13/7/2015) dibayangi sentimen Yunani.
“Akan tetapi rupiah berpeluang berbalik tertekan, menyusul respons negatif para kreditor pemberi utang Yunani. Walaupun tertahannya penurunan indeks saham China, bisa menjaga sentimen positif terhadap mata uang di Asia,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (13/7/2015).
Dikemukakan setelah sempat menguat tajam seiring dengan diberikannya proposal utang dari Yunani yang diperkirakan mendekati persyaratan kreditor, Senin pagi euro di perdagangan Asia kembali melemah.
Kekhawatiran mengenai nasib Yunani kembali meningkat, ujarnya, setelah pemimpin Zona Euro menolak memulai kembali diskusi proposal utang Yunani yang baru. Sebelum beberapa UU disahkan oleh parlemen Yunani.
“Yunani diberi waktu hingga Rabu. Selain itu ditunggu angka neraca perdagangan China pagi ini yang diperkirakan menipis surplusnya,” kata Rangga.
Selain faktor eksternal, perhatian juga ditujukan oleh beberapa data domestik, yaitu Bank Indonesia diperkirakan menahan BI Rate di 7,5% Selasa. Sementara itu neraca perdagangan diperkirakan menipis surplusnya pada Rabu.