Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat melemah di saat pasar menunggu penyelesaian pengucuran bailout Yunani, upaya pemerintah China untuk mengatasi bursa sahamnya, serta posisi Iran sebagai negara penghasil minyak.
Indeks dolar AS seperti dikutip dari Bloomberg, pada perdagangan hari ini, Senin (13/7/2015) dibuka menguat 0,02% ke 96,049.
Pada pk. 06:34 WIB, indeks jadi berbalik melemah 0,11% ke 95,92, dan bergerak di kisaran 95,896—96,049.
Bloomberg mengemukakan Yunani memiliki tiga hari untuk melaksanakan reformasi ekonomi atau menghadapi diskors dari Zona Euro.
Pasar juga menantikan kesepakatan pada program nuklir Iran, yang kemungkinan akan diumumkan segera, setelah hari Senin.
China juga akan melaporkan data perdagangan, setelah sekitar setengah dari emiten dihentikan menyusul aksi jual baru-baru ini di bursa sahamnya.
"Ada batas waktu. Soal Yunani, pasar akan relatif enggan menyebut kesepakatan itu diselesaikan. Pasar juga memonitor China," kata Sam Tuck, Ahli Strategi Uang Senior ANZ Bank New Zealand Ltd, seperti dikutip Bloomberg, Senin (13/7/2015).
Posisi indeks dolar AS
Pk.06:34 WIB (13 Juli) | 95,920 (-0,11%) |
Buka (13 Juli) | 96,049 (+0,02%) |
10 Juli
| 96,025 (-0,60%) |
Sumber: US Dollar Index Spot Rate, 2015