Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan diperkirakan bergerak stagnan pada tiga hari pekan ini karena pelaku pasar memilih pasif bertransaksi jelang libur Lebaran.
Sepanjang pekan lalu IHSG turun 2,49% hingga berakhir di posisi 4.859,03. Dari 10 sektor, sektor tambang turun paling dalam, yakni 5,32%. Sementara, sektor properti dan real estate tumbuh tertinggi, yakni 0,79%.
Lucky Bayu Purnomo, analis LBP Enterprises, memperkirakan tiga hari perdagangan pada pekan ini IHSG bergerak stagnan dari level penutupan Jumat pekan lalu. Stagnannya IHSG ini didorong jelang libur Lebaran dan tidak ada rilis data yang bakal menyokong indeks.
"Perilaku pelaku pasar cenderung pasif, likuiditas akan cenderung turun. Data ekonomi yang ada saat ini menjadi poin bagi investor agar cenderung berhati-hati, salah satunya data inflasi," kata Lucky, Minggu, (12/7/2015).
Indonesia mencatatkan inflasi Juni sebesar 0,54%. Data ekonomi lain yang masih dikhawatirkan pelaku pasar yakni depresiasi nilai tukar rupiah yang masih berlangsung.
Lucky memperkirakan rupiah dalam jangka menengah bergerak menuju posisi Rp13.600 per dolar AS. Kamis dan Jumat pekan lalu rupiah sudah berada di bawah nilai fundamentalnya sendiri.
"Orientasi pasar pada pekan ini lebih ke jual dari pada beli. Pidato presiden pada pekan lalu dinilai pasar bukanlah sinyal positif. Karena itu, IHSG pada Kamis kemarin ditutup turun 0,68%, padahal pidato presiden keluar sekitar jam 2 siang, sebelum penutupan," tutur Lucky.