Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Pesan 60 Pesawat Boeing Rp145 Triliun

Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memesan 60 unit pesawat Boeing dengan nilai US$10,9 miliar setara dengan Rp145,1 triliun (Kurs: Rp13.320/US$) hingga 2025.
Pesawat Garuda Indonesia/JIBI-Nurul Hidayat
Pesawat Garuda Indonesia/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memesan 60 unit pesawat Boeing dengan nilai US$10,9 miliar setara dengan Rp145,1 triliun (kurs Rp13.320/US$) hingga 2025.

Direktur Utama Arif Wibowo mengatakan penandatanganan kesepakatan pembelian 60 unit pesawat baru dari Boeing senilai US$10,9 miliar itu sebagai bagian dari program revitalisasi dan pemenuhan tuntutan pasar di masa depan.

"Perjanjian ini merupakan bagian dari program revitalisasi Garuda Indonesia, kesepakatan ini untuk mendukung rencana masa depan perusahaan penerbangan untuk memperluas jaringan global," ungkapnya seperti dikutip oleh Bloomberg, Senin (15/6/2015).

Dia mengatakan nilai kontrak tersebut terdiri dari 30 unit pesawat 787-9 dan 30 unit pesawat 737 MAX 8s. Pesanan tersebut merupakan tambahan dari 50 unit pesawat 737 MAX 8s yang telah dipesan Garuda pada Oktober silam.

Emiten berkode saham GIAA tersebut bersaing dengan PT Lion Mentari Airlines di industri penerbangan yang memiliki pertumbuhan kelas menengah cukup pesat untuk bepergian di regional.

Dari Indonesia ke Vietnam hingga Myanmar, maskapai Asia Tenggara telah membeli pesawat untuk melayani pasar sebanyak 600 juta orang, setara dengan gabungan populasi Brasil, Jerman dan Amerika Serikat.

Arif menambahkan Garuda tidak memiliki rencana untuk menambah pesawat dengan empat mesin seperti Boeing 747-8 atau Airbus SE A380 superjumbo bagi penerbangan Haji.

Garuda dan Boeing akan menyelesaikan proses pemesanan tersebut dalam waktu dekat. Pengiriman pesawat akan dilakukan secara bertahap, yakni tipe 737 pada 2022-2025 dan tipe 787 pada 2022-2024.

Diperkirakan oleh International Air Transport Association (IATA), jumlah penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan dengan pesawat bakal bertambah tiga kali lipat pada 2034 dan menjadi pasar maskapai terbesar keenam dunia.

Garuda berharap dapat mengangkut 36 juta penumpang pada tahun ini, naik dari tahun sebelumnya sebanyak 30 juta penumpang. Maskapai ini berencana untuk memiliki 250 unit pesawat dalam 10 tahun, dan menargetkan jumlah armada akan empat kali lipat untuk maskapai murah PT Citilink Indonesia menjadi 120 unit pada 2022.

Garuda Indonesia mengantongi laba bersih US$11,3 juta pada kuartal I/2015 atau membaik setelah pada periode yang sama pada 2014 membukukan kerugian US$168,04 juta.

Pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan US$927,32 juta atau meningkat 13,44% dibandingkan dengan US$817,41 juta pada periode yang sama 2014.

Dari perolehan pendapatan tersebut, pendapatan usaha yang berasal dari penerbangan berjadwal senilai US$805,48 juta berkontribusi paling besar, kemudian diikuti pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal sebesar US$39,2 juta. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper