Bisnis.com, JAKARTA— Harga CPO masih tertekan meski stok CPO Malaysia diprediksi menipis pada awal perdagangan Rabu (11/6/2015)
Kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini dibuka turun 0,26% ke harga 2.285 ringgit atau Rp8,13 juta per ton.
Komoditas tersebut berfluktuasi di sekitar harga penutupan kemarin dan diperdagangkan melemah 0,22% ke 2.286 ringgit atau Rp8,14 juta per ton pada pukul 10.15 WIB.
Bloomberg melaporkan Kenanga Investment Bank memproyeksikan stok CPO Malaysia turun dari 2,24 juga ton pada Juni dari 2,14 juta ton pada Mei.
Suplai berpotensi menipis karena penurunan produksi Juni sebelum memuncak pada Agustus—September di saat permintaan meningkat di sekitar periode Ramadan.
Harga minyak jenis Brent merosot 0,29% ke US$65,51/barel pada pukul 10.14 WIB berhenti menguat setelah melejit hampir 5% dalam 2 hari terakhir.
Minyak mentah dan CPO merupakan bahan campuran dalam produksi biodisel. Harga minyak yang tinggi membuat campuran CPO dalam biodisel semakin menguntungkan.
Apresiasi ringgit juga menjadi sentimen negatif bagi perdagangan CPO di Bursa Malaysia. Ringgit telah terapresiasi 1,01% pada 2 hari terakhir dan diperdagangkan menguat 0,02% ke 3,7335 per dolar AS pada pukul 10.29 WIB.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Agustus 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
11/6/2015 (10.15 WIB) | 2.286 | -0,22% |
10/6/2015 | 2.291 | -1,12% |
9/6/2015 | 2.317 | -0,69% |
8/6/2015 | 2.333 | -0,34% |
5/6/2015 | 2.304 | -0,65% |
Sumber: Bloomberg