Bisnis.com, JAKARTA— Obligasi pemerintah bertenor 10 tahun kembali tertekan, setelah harga surat utang negara tersebut kemarin melejit.
Yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun pada hari ini, pk. 10:04 WIB naik 0,05% ke 8,554. Pada penutupan Selasa, yield turun 1,85% dan harga melejit 0,99%).
“Kemarin lelang cukup diminati, sehingga mereka (investor) ambil yield yang lebih rendah,” kata Analis Danareksa Sekuritas Amir A Dalimunthe dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (10/6/2015).
Amir mengemukakan transaksi di pasar sekunder yang terjadi sampai penutupan perdagangan Selasa (9/6/2015), berhasil mencapai Rp30 triliun. Untuk obligasi korporasi sebesar Rp676 miliar, dan sisanya obligasi pemerintah.
Dia mengemukakan pencapaian transaksi kemarin lebih besar dari transakasi rata-rata perhari yang berkisar di angka Rp10 triliun-Rp20 triliun.
Namun, ujarnya, laju obligasi diperkirakan masih volatile. Mengingat sejumlah sentimen negatif masih membayangi laju surat berharga.
Adapun sentimen yang bisa menekan laju obligasi adalah pelemahan rupiah, yang mendorong sejumlah investor terutama asing menginginkan yield yang lebih tinggi untuk mempertahankan surat utangnya.
“Yield tenor pemerintah bertenor 10 tahun dipediksi dikisaran 8,6—8,7,” kata Amir.
Laju obligasi pemerintah tenor 10 tahun
Tanggal | Harga | Yield |
Pk. 10:04 WIB (10 Mei) | 98,890(-0,03%) | 8,554 (+0,05%) |
9 Mei | 98,915 (+0,99%) | 8,550 (-1,85%) |
8 Mei | 97,948 (-1,39%) | 8,711 (+2,71%) |
Sumber: Bloomberg, 2015