Bisnis.com, JAKARTA- NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengemukakan sempat mengalami kenaikan setelah merespons data AS yang kurang baik, laju rupiah berakhir di zona merah dengan melanjutkan pelemahannya.
Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengemukakan rilis peningkatan angka klaim pengangguran AS yang dibarengi dengan turunnnya PDB, chicago PMI, dan michigan consumer sentiment seharusnya menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.
Namun, ujarnya, sentimen tersebut juga diimbangi dengan masih berlanjutnya pelemahan laju euro. Sehingga pelaku pasar pun masih ada yang mentransaksikan dolar AS.
“Akibatnya rupiah pun masih terkena imbas negatifnya,” kata Reza dalam risetnya yang diterima hari ini, Minggu (7/6/2015).
Di tengah maraknya aksi jual pada IHSG, ujarnya, laju rupiah mampu berbalik melenggang di zona hijau. Padahal laju dolar AS sedang menguat jika dibandingkan laju Euro. Namun, penguatan laju dolar tersebut dapat diimbangi oleh kenaikan laju dolar Australia, setelah merespon kenaikan PDB kuartalan. Di samping itu menguatnya yuan setelah merespons naiknya HSBC China services PMI.
Reza mengemukakan harapan laju rupiah dapat bergerak melanjutkan laju positifnya kian hilang, dan berbalik melemah.
Penguatan won setelah merespons kenaikan PDB Korsel, tidak mampu memberikan sentimen positif, karena diimbangi dengan berbalik melemahnya dolar Australia setelah rilis meningkatnya defisit neraca perdagangannya.
Tidak ketinggalan, kenaikan tipis ADP employment change dan berkurangnya defisit balance of trade berimbas pada masih menguatnya laju dolar.
“Akibatnya membuat laju rupiah tertahan penguatannya, dan cenderung melemah,” kata Reza.