Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKUISISI BERAU: Kantongi Dukungan Bank, Sinar Mas Siap 'Tanding' dengan Rothschild

Setelah mengantongi dukungan dari pihak Raiffeisen Bank International AG melalui perjanjian yang menyatakan kesediaannya untuk menjual saham pada Asia Coal Energy Ventures Limited, Grup Sinar Mas optimistis seluruh saham Asia Resources Minerals bisa dikuasai.

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah mengantongi dukungan dari pihak Raiffeisen Bank International AG melalui perjanjian yang menyatakan kesediaannya untuk menjual saham pada Asia Coal Energy Ventures Limited, Grup Sinar Mas optimistis seluruh saham Asia Resources Minerals bisa dikuasai.

Presiden Direktur PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) Fuganto Widjadja mengatakan perjanjian dengan Raiffeisen Bank tersebut membuat dukungan dari mayoritas saham Asia Resources Minerals (ARMS) atau sekitar 52% berada di pihak Sinar Mas.

Pasalnya, sebelum mendapat dukungan Raiffeisen Bank yang memiliki 23,81% saham di ARMS, Sinar Mas Sudah mendapat dukungan dari Samin Tan melalui Borneo Bumi Energi & Metal Pte Limited yang memiliki 23,75% saham.

"Semoga semuanya berjalan lancar karena kita juga sudah mendapat persetujuan dari minoritas terkait restrkturisasi utangnya," kata Fuganto di kantornya, Selasa (19/5/2015).

Adapun Nathaniel Rothschild melalui NR Holdings sebelumnya telah mengajukan penawaran senilai US$100 juta lewat pembeliah saham baru. Selain itu, NR Holdings pun menggandeng Siberian Coal Energy Company (SUEK) Plc asal Rusia.

Namun, Sinar Mas melalui Asia Coal Energy Ventures (ACE) mengajukan tawaran suntikan modal yang lebih tinggi, yakni US$150 juta. Menurut Fuganto, selain untuk restrukturisasi utang, dana tersebut sebagian akan dipakai untuk modal kerja PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU), anak usaha ARMS.

Menurut Fuganto, pihaknya akan mengikuti pola proposal yang diajukan Nathaniel Rothschild. Dengan begitu, dia bisa mengemat waktu dalam membuat penawaran yang lebih baik.

"Artinya, kalau kita mengikuti pola proposal Rothschild dengan penawaran yang lebih tinggi, seharusnya enggak ada masalah dong. Kalau mereka mau biding lebih tinggi ya silakan saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper