Bisnis.com, JAKARTA--Kendati berhasil meningkatkan pendapatan kuartal I/2015 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hingga 41,4%, emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk. harus rela menanggung penurunan laba bersih akibat adanya kerugian selisih kurs yang mesti ditanggung.
Emiten dengan kode saham PWON tersebut mencatatkan pendapatan awal tahun ini sebesar Rp1,16 triliun, tumbuh dari posisi kuartal I/2014 sebesar Rp825,05 miliar. Walaupun begitu, laba bersih perseroan turun 15,6%, dari Rp382,47 miliar menjadi Rp328,62 miliar.
Laporan keuangan perseroan yang dikutip Kamis (30/4/2015) menjabarkan adanya kerugian kurs mata uang asing hingga Rp146,63 miliar yang harus dikeluarkan pada periode Januari-Maret 2015. Padahal, periode yang sama pada 2014, perseroan berhasil mencatatkan keuntungan hingga Rp32,76 miliar.
Selain itu, masih terdapat pos lain yang akan direfleksikan ke rugi selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan sebesar Rp3,3 miliar.
"Komponen pendapatan terdiri atas 46% recurring revenue dan 54% dari development revenue, yang konsisten dengan strategi perseroan untuk tumbuh dengan komposisi pendapatan yang berimbang. Masing-masing sumber pendapatan itu tumbuh 38% dan 45%," papar perseroan dalam keterangan resmi.
Pendapatan berkelanjutan PWON pada kuartal I/2015 mencapai Rp542 miliar, lebih tinggi dibanding kuartal I/2014 sebesar Rp394 milar.
Peningkatan itu terutama disumbangkan dari pusat perbelanjaan ritel di Superblok Kota Kasablanka, Superblok Gandaria City, Superblok Tunjungan City, dan Superblok Supermal Pakuwon Indah.
Lalu, dari pendapatan pengembangan juga tumbuh dari Rp431 miliar menjadi Rp626 miliar, yang ditopang dari pengakuan pendapatan atas penjualan unit kondominium dan perkantoran Tunjungan Plaza 5, kondominium di Orchad & Tanglin di Superblok Supermal Pakuwon Indah, dan hunian tapak di Pakuwon City.