Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Berau Coal Energy Tbk. anjlok seiring polemik Warga Negara Asing yang menduduki posisi penting di perusahaan batu bara tersebut. Polemik itu membuat emiten berkode BRAU itu mengalami kekosongan dua kursi direksi.
Pada perdagangan hari ini, harga saham emiten berkode BRAU itu anjlok 5,05% menjadi Rp94 per saham. Sebelumnya, harga saham perusahaan batu bara ini sempat melonjak 23,75% dalam tiga hari setelah muncul isu Sinarmas Grup akan mengakuisisi Asia Resources Mineral (ARMS), induk usaha perseroan mencuat.
Singgih Widagdo, Corporate Communication Berau Coal Energy, mengatakan sampai saat ini belum ada perkembangan terbaru terkait kekosongan kursi direktur utama perseroan.
“Mengenai masalah pergantian direksi, akan diproses pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) nanti. Pokoknya kalau ada perkembangan akan kami informasikan,” ujarnya kepada Bisnis.com pada Jumat (17/4/2015).
Pada 25 Maret kemarin, Amir Sambodo, mantan Direktur Utama Berau Coal Energy resmi mengundurkan diri. Dalam keterengan resmi saat itu, pemiliha Direktur Utama yang baru menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 30 April nanti.
Namun, serikat pekerja langsung melakukan aksi penolakan kursi Direktur Utama perseroan diisi oleh Warga Negara Asing (WNA).
Dalam catatan Bisnis, Lukman Harim, Ketua Serikat Pekerja BRAU, telah mengeluarkan sikap untuk menolak asing yang mendominasi perusahaan batu bara tersebut.
Sebelumnya, kedua WNA yang menduduki posisi direktur di BRAU itu juga sempat dipermasalahkan terkait izin kerjanya. Bahkan, keduanya dideportasi.