Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja produk reksa dana indeks dan reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa saham sepanjang tahun berjalan cukup memuaskan.
Meski pasar saham sempat tergoncang pada Maret ini, rata-rata kinerja dua jenis produk reksa dana itu outperform dari indeks harga saham gabungan (IHSG).
Data PT Infovesta Utama menunjukkan, dari lima belas produk reksa dana indeks dan reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa saham (exchange traded fund/ETF) sepanjang tahun berjalan 2015, hanya dua produk yang memiliki kinerja underperform, sisanya outperform.
Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd 20 Maret) 2015, pertumbuhan IHSG tercatat 4,13%. Adapun, dua produk yang memiliki kinerja underperform a.l PG indeks Bisnis-27 (indeks) dan Premier ETF SMINFRA18 (ETF).
Sedangkan sisanya, memiliki kinerja yang memuaskan. Pada jenis reksa dana indeks, Reksa Dana Indeks CIMB-Principal Index IDX30 menorehkan return 5,81% dan Reksa Dana Indeks Kresna IDX 30 mencatat return hingga 5,85%.
Kemudian, untuk reksa dana ETF, Premier ETF Indonesia Financial bahkan menorehkan return hingga 8,50%. Premier ETF IDX30 juga berkinerja cukup baik dengan return 5,98%.
Meski rata-rata produk reksa dana indeks dan ETF memiliki kinerja di atas pertumbuhan IHSG, sebagian dari produk tersebut masih belum bisa melampaui kinerja indeks acuannya.
Misalnya, Indeks IDX30 bisa tumbuh hingga 6,21%, tetapi produk reksa dananya seperti Premier ETF IDX30, Reksa Dana Indeks Kresna IDX 30, dan Reksa Dana Indeks CIMB-Principal Index IDX30 masih memiliki kinerja di bawahnya.
Begitu juga dengan Indeks LQ45 yang mampu tumbuh 5,37%. Produk reksa dana Batavia LQ45 , RD Indeks RHB OSK LQ45 Tracker, dan Premier ETF LQ-45 belum mampu mengunggulinya dengan return masing-masing 5,06%, 4,72%, dan 5,25%.
Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan kinerja reksa dana indeks dan ETF selama ytd memang masih tertinggal dibandingkan dengan indeks acuannya masing-masing.
Namun, mayoritas reksa dana indeks dan ETF masih mencatatkan kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan IHSG yang ditopang oleh selisih kinerja indeks acuan yang cukup signifikan di atas IHSG.
Sementara, selisih kinerja reksa dana indeks dan ETF terhadap indeks acuannya hanya terpaut tipis, sehingga mayoritas masih lebih unggul dari IHSG.
“Kinerja indeks acuan selama ytd lebih unggul dibandingkan dengan IHSG, hal ini ditopang oleh komposisi sektor serta kinerja saham yang tercatat pada indeks acuan yang secara rata-rata berkinerja lebih baik dari IHSG selama ytd 20 Maret,” kata Vilia kepada Bisnis, Senin (23/3).
Bila ditilik, sepanjang Maret ini kinerja pasar saham sempat tergoncang dengan banyaknya aksi net sell yang dilakukan investor asing.
Hal ini juga berprngaruh pada kinerja reksa dana indeks dan ETF sepanjang Maret. Terlihat, kinerja beberapa produk negatif, seperti ABF IBI Fund dengan return -2,28%, Premier ETF LG-45 dengan return -0,07%, Premier ETFSMINFRA18 dengan return -2,43%, Premier ETF Syariah JII dengan return -0,013% dan Batavia LQ45 Plus yang mencatat return -0,09%.
Kemudian, ada PG Indeks Bisnis-27 dengan return –0,41% dan RD Indeks RHB OSK LQ45 Tracker dengan return -0,13%. Meski demikian, kurang bagusnya kinerja pada Maret tidak membuat kinerja ini anjlok sepanjang tahun berjalan.
“Beberapa reksa dana indeks dan ETF selama Maret hingga tanggal 20 Maret lalu mencatatkan kinerja yang negatif akibat kinerja beberapa indeks acuannya yang juga terkoreksi atau stagnan seperti pada indeks Bisnis 27, JII dan LQ45,” tambah Vilia.