Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO terkoreksi tajam pada Kamis (12/3/2015) dipengaruhi sinyal bank sentral Malaysia tentang potensi kenaikan nilai tukar ringgit.
Kontrak CPO untuk Mei 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, merosot 1,45% ke harga 2.243 ringgit atau sekitar Rp8,01 juta per ton menjelang penutupan. Sawit kembali melemah setelah kemarin ditutup menguat dan mengakhiri laju pelemahan yang berlangsung 5 hari.
Harga terus merosot pada kisaran 2.234—2.271 ringgit per ton setelah dibuka turun 0,35% ke 2.268 ringgit per ton.
Pelemahan antara lain terdorong oleh pernyataan dari Gubernur Bank Negara Malaysia, Tan Sri Zeti Akhtar Aziz. Aziz mengatakan nilai tukar ringgit saat ini terlalu rendah.
Pelemahan mata uang Indonesia dan Malaysia, dua negara produsen kelapa sawit terbesar dunia, berpotensi mendongkrak pergerakan harga CPO. Rupiah dan ringgit adalah mata uang asia dengan pelemahan tertajam, masing-masing melemah 6,1% dan 5,41% sejak awal tahun.
Kontrak CPO untuk pengiriman April 2015 melejit 2,20% ke 2.281 ringgit atau sekitar Rp8,14 juta per ton.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Mei 2015
Waktu | Ringgit Malaysia/Ton | Persentase Perubahan |
12/3/2015 | 2.243 | -1,45% |
11/3/2015 | 2.276 | +1,76% |
10/3/2015 | 2.237 | -1,50% |
9/3/2015 | 2.271 | -0,74% |
6/3/2015 | 2.288 | -1,55% |
Sumber: Bloomberg