Bisnis.com, JAKARTA—Indikasi lonjakan produksi dari Timur Tengah diprediksi menambah momentum pelemahan minyak bumi pada Senin (19/1/2015).
Kontrak minyak WTI untuk Februari di pasar NYMEX turun 0,37% ke level US$48,51 per barel pada pukul 13.17 WIB.
Akhir pekan lalu (16/1/2015), komoditas tersebut melonjak 5,28% ke US$48,69 per barel.
Analis PT Monex Investindo Future, Zulfirman Basir, mengatakan suplai minyak semakin melimpah berdasarkan data baru dari Irak dan Arab Saudi.
Pemerintah Irak baru-baru ini mengumumkan rekor tertinggi produksi minyak negara tersebut, sedangkan volume ekspor Arab Saudi naik ke level tertinggi dalam 7 bulan.
“Kecemasan diperburuk oleh komentar Menteri perminyakan Irak yang utarakan produksi minyak Irak mencapai 4 juta barel per hari, rekor tertinggi.
Ekspor Arab Saudi naik ke level tinggi 7 bulan, 7,3 juta barel per hari di November,” kata Zulfirman.
Zulfirman memperkirakan perdagangan minyak WTI masih akan bearish di kisaran US$46,05—US$49,60 dengan target penurunan US$46,15 dengan stop loss di US$49,70.