Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah menyiapkan pembelian kembali surat berharga negara (SBN) jika intensitas tekanan di pasar keuangan terus meninggi.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan otoritas fiskal terus memantau dari menit ke menit kondisi pasar SBN.
"Memang belum (lakukan buyback), tapi kami sudah siapkan kalau memang diperlukan," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (16/12/2014).
Skema bond stabilization framework (BSF) pun siap diaktifkan untuk menstabilkan harga surat utang negara (SUN) jika diperlukan.
BSF mengatur mekanisme rinci tentang pemanfaatan sumber dana dalam menstabilkan pasar obligasi, dan mekanisme koordinasi antar pihak-pihak terkait, otoritas pengambilan keputusan, prosedur operasional dan mekanisme pertukaran informasi, serta time table dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang cepat.
Namun sejauh ini, Bank Indonesia cukup diandalkan melakukan pembelian SUN di pasar sekunder untuk menahan lesatan imbal hasil (yield).
Yield obligasi pemerintah 10 tahun naik signifikan dalam dua hari terakhir. Pada Jumat (12/12/2014), yield harian menanjak 9-22 basis poin (bps), kemudian Senin (15/12/2014) naik 22-37 bps. Padahal sebelumnya, yield SUN seri benchmark rata-rata begerak 5-7 bps per hari,
Sementara itu, secara year to date, yield SUN naik 76 bps, obligasi pemerintah Brasil 66,6 bps, dan Turki 78 bps.
"Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah fenomena emerging markets," ujar Menkeu.
Dari sisi fiskal, lanjutnya, pemerintah akan mendorong penerapan subsidi tetap (fixed subsidy) BBM agar APBN tidak terpengaruh oleh pergerakan nilai tukar dan harga minyak. Dengan demikian, ketahanan fiskal dapat dijaga.
"Namun, besarannya belum dapat saya sampaikan," ujar Bambang.