Bisnis.com, JAKARTA—Kuwait Petroleum Corp. (KPC) menyatakan harga minyak akan bertahan di posisi sekitar US$65 per barel sedikitnya untuk enam bulan hingga negara anggota OPEC mengubah produksi kolektif atau terjadi pemulihan ekonomi dunia.
Minyak diperdagangkan di tengah lesunya pasar setelah AS memproduksi minyak dalam jumlah tertinggi dalam kurun lebih dari 30 tahun dan melemahnya pertumbuhan permintaan.
OPEC pada 27 November lalu memutuskan untuk mempertahankan target produksinya sehingga memicu penurunan harga minyak Brent hingga di bawah US$70 per barel untuk pertama kalinya sejak Mei 2010.
“Saya kira harga minyak mentah akan berada di level sekitar $65 untuk enam hingga tujuh bulan sampai OPEC mengubah kebijakan produksinya, atau pemulihan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi lebih pasti, atau ketegangan geopolitik muncul,” ujar Nizar Al-Adsani, CEO KPC sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (9/12/2014).
Harga minyak mentah dunia anjlok sekitar 40% sejak Juni akibat kelebihan produksi dan rendahnya pertumbuhan konsumsi dunia.