Bisnis.com, JAKARTA— Harga gandum menguat hingga diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam 11 pekan setelah investor mempertimbangkan prospek hasil panen Australia yang dimulai bulan lalu selain kekhawatiran gagal panen di AS akibat suhu dingin.
Kontrak gandum untuk pengiriman Maret naik 0,4% menjadi US$5,6475 pe bushel di bursa Chicago Board of Trade. Harga komoditas itu tercatat US$5,645 pada pukul 10:54 waktu Singapura atau pukul 09:54 WIB.
Panen gandum di Australia bagian barat diperkirakan turun 1,9% atau lebih rendah dari perkiraan pada Oktober akibat badai bulan lalu, menurut Asosiasi Industri Gandum Australia Barat.
“Prospek berkurangnya hasil panen dari Australia menjadi faktor penentu. Begitu juga dengan hasil panen yang rusak di sejumlah daerah sehingga mendorong harga naik,” menurut laporan Australia & New Zealand Banking Group Ltd. sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (17/11/2014).
Cuaca dingin di AS juga meningkatkan kekhawatiran terganggunya tanaman gandum yang baru saja ditanam.