Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 3 Emiten Perkebunan: DNSG Tertinggi, AALI Akan Laba Rp2,9 Triliun

Tingginya harga minyak kelapa sawit mentah pada awal tahun mendorong kinerja emiten perkebunan tumbuh moncer hingga 30 September 2014.
Industri kelapa sawit masih memberikan sumbangan terbesar pendapatan bersih DSN Group. /Bisnis.com
Industri kelapa sawit masih memberikan sumbangan terbesar pendapatan bersih DSN Group. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Tingginya harga minyak kelapa sawit mentah pada awal tahun mendorong kinerja emiten perkebunan tumbuh moncer hingga 30 September 2014.

Dari tiga emiten perkebunan yang telah merilis laporan keuangan, tercatat PT Dharma Satya Nusantara Tbk. meraup pertumbuhan laba bersih tertinggi hingga 361,23% per kuartal III/2014 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Disusul kemudian oleh PT Astra Agro Lestari Tbk. yang mampu tumbuh 106,75% pada 9 bulan pertama tahun ini. Sedangkan PT Provident Agro Tbk. pada tahun ini meraup laba Rp185,3 miliar dari sebelumnya rugi Rp290,6 miliar.

Kendati demikian, dari sisi pendapatan, Provident Agro justru menjadi jawara dengan pertumbuhan mencapai 68,28%. Disusul kemudian oleh Astra Agro Lestari yang tumbuh 41,28%, dan Dharma Satya Nusantara sebesar 38,98%.

Ben Santoso, Analis DBS Vickers Securities, mengatakan sebagai patokan untuk kinerja AALI ditopang oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produksi.

Secara tahunan, harga CPO rata-rata AALI diperkirakan mengalami peningkatan 20% dibandingkan periode 2013 menjadi Rp8.288/Kg hingga kuartal III/2014. Sedangkan dari sisi volume produksi AALI, diperkirakan akan tumbuh sekitar 8,4% hingga akhir tahun.

"Lazim kalau profit AALI naik lebih dari 100%. Laba AALI ditopang oleh volume produksi dan harga yang meningkat," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (29/10/2014).

Pada kuartal III/2014, AALI membukukan lonjakan laba bersih hingga 106,92% menjadi Rp1,88 triliun pada kuartal III/2014 dari sebelumnya Rp910 miliar tahun lalu.

Pendapatan bersih AALI mencapai Rp11,75 triliun, meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp8,32 triliun. Laba kotor AALI tercatat juga mengalami peningkatan menjadi Rp3,68 triliun dari sebelumnya Rp2,31 triliun.

Pada 9 bulan pertama tahun ini, AALI meraup laba periode berjalan sebesar Rp1,97 triliun dari sebelumnya Rp964 miliar. Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII) tersebut mencatat peningkatan aset menjadi Rp18,16 triliun dari sebelumnya Rp14,96 triliun.

Ben menilai, kinerja AALI khusus kuartal III/2014 lebih rendah ketimbang ekspektasi. Laba bersih AALI pada kuartal III diperkirakan mencapai Rp742 miliar-Rp747 miliar.

Perolehan laba bersih AALI pada kuartal III/2014 tercatat Ekspektasi DBS Vickers Securities karena pihaknya memerkirakan harga CPO AALI yang terlalu tinggi. Realisasi harga jual CPO AALI ternyata 5% lebih rendah dari perkiraan dengan volume produksi yang juga lebih rendah 20% dari prediksi.

Kendati demikian, Ben memerkirakan kinerja AALI hingga akhir tahun akan tumbuh positif. Kinerja kuartal IV, diperkirakan akan lebih baik ketimbang periode Juli-September 2014.

Peride 3 bulan terakhir, sambungnya, AALI diperkirakan akan memiliki persediaan CPO yang cukup tinggi akibat penjualan pada kuartal III/2014 yang lebih rendah dari produksi. Begitu pula pajak yang dibayarkan AALI pada kuartal III/2014 mencapai 49% sehingga pada akhir tahun akan lebih ringan.

Untuk itu, Ben memerkirakan kinerja AALI pada akhir tahun akan semakin baik. Terlebih apabila dihitung sepanjang tahun ini, diperkirakan laba bersih AALI akan meningkat 65% dibandingkan perolehan sepanjang 2013.

Akan tetapi, Ben memerkirakan volume produksi CPO AALI hanya 8,4%, lebih konservatif dari target manajemen AALI yang mencapai 10% pada tahun ini.

"Laba bersih AALi saya perkirakan mencapai Rp2,9 triliun, naik 65% dari tahun lalu. Ekspektasi harga tahun depan akan lebih rendah dari rata-rata tahun ini, menjadi Rp7.983/Kg-Rp8.000/Kg dibandingkan tahun ini Rp8.283/Kg," jelasnya.

Sementara itu, Ben menilai dari sisi industri, sepanjang tahun ini, emiten perkebunan kelapa sawit masih akan menikmati peningkatan volume dan harga. Dari Malaysia, terpantau volume dan harga CPO masih terus tumbuh hingga akhir tahun.

Emiten perkebunan berikutnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk. membukukan laba bersih mencapai Rp517,5 miliar pada kuartal III/2014, meroket 361,23% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp112,2 miliar.

Djojo Boentoro, Direktur Utama DNSG, mengungkapkan kenaikan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bersih perseroan khususnya yang berasal dari industri kelapa sawit. Pendapatan DNSG mencatat pendapatan sebesar Rp3,73 triliun naik 39,2% dari tahun lalu.

"Industri kelapa sawit masih memberikan sumbangan terbesar pendapatan bersih DSN Group yakni mencapai Rp2,71 triliun atau 72,7% dari total pendapatan bersih perseroan," jelasnya secara terpisah.

Dia mengakui, harga CPO dalam beberapa bulan terakhir memang cenderung melemah. Akan tetapi, sembilan pertama 2014, harga rata-rata CPO mencapai Rp8,52 juta/ton, masih lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu Rp6,67 juta/ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper