Bisnis.com, JAKARTA -- Memasuki semester II 2014, PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menargetkan pertumbuhan dana kelolaan (AUM) tahun 2014 sebesar 30% menjadi Rp25,09 triliun dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp19,3 triliun.
Target ini masuk dalam kategori moderat mengingat pada awal tahun perusahaan pernah mengeluarkan statetment terhadap target pertumbuhan AUM sebesar 30-40%.
Direktur Mandiri Investasi Wendi Isnandar mengatakan, penentuan target pertumbuhan dana kelolaan itu tidak terlepas dari aksi ambil untung yang dilakukan nasabah.
Selain itu, volatile pasar saham membuat nasabah menunggu momen yang pas buat berinvestasi.
Apalagi pelaku investor individu maupun korporasi sekarang banyak melakukan investasi jangka pendek.
Bukan investor longterm, ujar Wendi kepada Bisnis, Senin (11/8).
Menurut Wendi, suku bunga bank yang tinggi juga membuat nasabah lebih menginvestasikan dananya di sektor perbankan.
Dengan tingkat risiko yang rendah dan imbal hasil yang dirasa cukup membuat investor lebih banyak berinvestasi di bank.
Suku bunga bank sekarang sekitar 11% itu sudah dianggap cukup, katanya.
Untuk itu, agar lebih menarik nasabah, perusahaan menerbitkan sejumlah produk reksadana baru.
Mandiri Investasi bekerjasama dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) meluncurkan 3 reksa dana terbuka baru yang terdiri dari 2 reksa dana saham yaitu reksa dana Mandiri Investa Equity Dynamo Factor (DYNAMO) dan reksa dana Mandiri Investa Ekuitas Syariah (MIES), serta 1 reksa dana pendapatan tetap yaitu reksa dana Mandiri Investa Obligasi Selaras (SELARAS).
Wendi mengatakan Mandiri Investasi meluncurkan reksa dana saham baru dengan strategi investasi yang fokus terhadap pendekatan kuantitatif di dalam penyeleksian saham.
"Mana saham yang baik yang bisa menghasilkan kinerja yang baik," katanya.