bisnis.com, EDINBURGH -- Poundsterling tercatat menguat terhadap Euro karena laporan ekonomi Inggris yang sudah mulai pulih lebih cepat membuat sentimen positif untuk menaha berbagai kebijakan moneter yang ketat. Di lain pihak negara-negara Eropa lainnya sedang membutuhkan stimulus.
Peter Kinsella, senior analis Commerzbank AG, mengatakan poundsterling yang sedang menguat terhadap euro diiringi dengan dollar AS yang menguat terhadap mata uang utama lainnya termasuk euro. Sehingga itu menandakan euro memang dalam kondisi yang lemah.
"Peningkatan peforma poundsterling menandakan mata uang Britania Raya itu masih kokoh berdiri," ujarnya seperti dilansir Bloomberg.
Pada penutupan akhir pekan lalu, poundsterling menguat 0,4% menjadi 79,18 sen per euro. Sedangkan, poundsterling terpeleset 0,3% terhadap dollar AS menjadi US$1,706 per pounds setelah sempat terapresiasi US$1,719 per pounds pada 15 Juli yang menjadi level tertinggi sejak Oktober 2008.
Adapun, euro juga terperosok 0,7% terhadap dollar AS menjadi US$1,351 per euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
