Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA ASIA: Indeks MSCI Asia Pacific Minus China, Hong Kong, dan Indonesia Turun 0,2%

Indeks MSCI Asia Pacific kehilangan 0,2% menjadi 141,69 pada pukul 09:01 waktu Tokyo, setelah kemarin sempat mencapai level tertinggi sejak 29 November. Nilai ekuitas global naik ke rekor US$63,8 miliar pada pekan ini.
 Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Saham Asia, dengan indeks patokan regional merosot dari tertinggi enam bulan, karena penjualan ritel Jepang turun lebih dalam dari perkiraan sebelum laporan ekonomi AS yang diprediksi mengalami kontraksi pada kuartal terakhir.

Indeks MSCI Asia Pacific kehilangan 0,2% menjadi 141,69 pada pukul 09:01 waktu Tokyo, setelah kemarin sempat mencapai level tertinggi sejak 29 November. Nilai ekuitas global naik ke rekor US$63,8 miliar pada pekan ini.

“Investor kemungkinkan akan menyalahkan cuaca atau musim jika kita mendapatkan print PDB buruk dari AS,” ujar Scott Schuberg, CEO Rivkin Securities di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (29/5/2014).

Menurutnya, masih ada cukup kemauan dari Federal Reserve untuk melakukan intervensi jika PDB yang buruk dirilis.

Indeks Asia-Pasifik rebound 9% kemarin dari posisi terendah tahun ini pada Februari di tengah optimisme ekonomi AS dapat menahan penurunan stimulus, serta para pembuat kebijakan China akan mengambil langkah untuk mendorong pertumbuhan yang melambat.

Indeks Topix Jepang turun 0,3% karena laporan yang menunjukkan penjualan ritel negara turun 13,7% pada April dari bulan sebelumnya, lebih buruk dari perkiraan analis dalam survei Bloomberg, yakni 11,7%.

Selanjutnya, indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,1%, sedangkan indeks Australia S&P/ASX 200 ( AS51 ) tergelincir 0,2%. Sementara itu, pasar saham di China dan Hong Kong belum buka, sedangkan di Indonesia ditutup untuk liburan.

Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2%. Surplus neraca negara saat ini menyempit menjadi US$7,12 miliar pada April dari revisi US$7,29 miliar pada Maret, demikian menurut data yang dirilis oleh Bank of Korea pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper