Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga emas Di COMEX New York Ditutup Turun

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Jumat atau Sabtu (29/3/2014) pagi WIB, karena ekonomi Amerika Serikat terus membaik.
Harga emas di COMEX New York turun
Harga emas di COMEX New York turun

Bisnis.com, CHICAGO -  Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Jumat atau Sabtu (29/3/2014) pagi WIB, karena ekonomi Amerika Serikat terus membaik.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun US$0,5  atau 0,04% menjadi menetap di US$1.294,3  per ounce.

Emas mengakhiri minggu ini dengan kerugian 3,1%, tetapi menutup kuartal pertama tahun ini dengan keuntungan sebesar 7,7%.

Dengan berkurangnya ketegangan di Ukraina, data ekonomi kembali memegang pasar emas. Departemen Perdagangan AS pada Jumat melaporkan bahwa belanja konsumen AS naik 0,3%  pada Februari disesuaikan secara musiman, pertumbuhan tercepat sejak November.

Harga Komoditas COMEX New York Mercantile Exchange

-Perak untuk pengiriman Mei naik 8,2 sen atau 0,42% , menjadi ditutup pada US$19,79  per ounce.

-Platinum untuk pengiriman Juli naik US$8,8  atau 0,63% menjadi ditutup pada US$1.407,2  per ounce.


Data ekonomi yang bergairah, bersama-sama dengan pertumbuhan ekonomi AS 2,6%  pada kuartal keempat tahun lalu dan klaim pengangguran awal menyentuh tingkat terendah dalam empat bulan, telah menarik investor ke saham dari emas.

Bahkan sebuah laporan dari University of Michigan dan Thomson Reuters menempatkan ukuran sentimen konsumen pada akhir Maret di angka 80, tingkat terendah sejak November, gagal untuk menopang pasar emas.

Tingkat US$1.300  adalah dukungan psikologis untuk emas. Sekarang berkat sebagian data ekonomi yang kuat, tingkat ini telah rusak. Analis pasar percaya bahwa di bawah ekspektasi kenaikan dolar AS, pertumbuhan emas akan terbatas tahun ini.

Investor juga mencermati rencana Federal Reserve AS untuk mengurangi kembali pembelian obligasinya dan akhirnya kembali ke kebijakan moneter normal. (Antara/Xinhua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper