Bisnis.com, JAKARTA - PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) menargetkan aksi penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi dengan nilai minimal mencapai Rp2,5 dapat dilakukan pada Juli 2014.
Sekretaris Perusahaan dan Direktur Keuangan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Indrawan Sumantri mengatakan saat ini perseroan telah merampungkan proses audit laporan keuangan dan tengah menyiapkan pemeringkatan perusahaan dan obligasi guna melakukan aksi korporasi tersebut.
“Kita tengah melakukan pemeringkatan untuk perusahaan dan obligasi sebagai basis bagi investor nanti,” katanya, Senin (24/3/2014).
Dia menjelaskan dalam surat utang tersebut juga terdapat komponen sukuk dengan komposisi mencapai 50%. Dengan begitu, jelasnya, pihaknya optimistis produk tersebut akan diminati investor.
“Banyak investor yang memberikan sinyal positif kepada CMNP sebagai perushaan penyedia jasa infrastruktur yang aktif,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Indrawan menjelaskan aksi korporasi itu ditujukan seluruhnya untuk ekspansi perseroan yeng tengah berfokus pada tiga proyek, yakni pelaksanaan konstruksi tol Depok-Antasari (Desari), pelebaran empat titik jalan pada ruas tol Cawang-Tanjung Priok-Pluit dan proyek Serpong-Balaraja.
Dia menyatakan pemancangan tiang perdana (groundbreaking) proyek tol Desari sepanjang 22 kilometer dengan nilai total investasi Rp 4,767 triliun itu akan dilakukan pada pekan IV April 2014.
“Pelebaran ruas tol itu masih menunggu izin dari BPJT [Badan Pengatur Jalan Tol],” jelasnya.
Sementara terkait dengan proyek Serpong-Balaraja, dia menjelaskan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. telah melalui proses prakualifikasi bersama tiga kandidat lainnya, yakni konsorsium SP Road dan PT Prabu Persada, konsorsium PT Bumi Serpong Damai, PT Astratel Nusantara, dan PT Transindo Karya Investama.
Adapun, Ruas tol Serpong-Balaraja rencananya akan dibangun sepanjang 31 km dengan melintasi enam kecamatan di wilayah selatan hingga barat Kabupaten Tangerang, yaitu Cisauk, Legok, Curug, Panongan, Tigaraksa, dan Balaraja. Proyek yang terbagi dalam tiga seksi diperkirakan menelan dana pembangunan Rp5,2 triliun.
Kendati begitu, Indrawan menyatakan pihaknya akan membuka kemungkinan bagi perubahan skala prioritas fokus perseroan bila tidak jadi menangani proyek terakhir itu. “Masih ada beberapa proyek lain yang kita ajukan,” ungkapnya.