Bisnis.com, JAKARTA—Sempat menanjak di atas level US$103 per barel beberapa waktu lalu, kini harga minyak WTI tergerus ke posisi US$98 per barel.
Hingga transaksi Senin (17/3/2014) petang kontrak WTI untuk pengiriman April tercatat melemah 0,28% menjadi US$98,61 per barel di New York Mercantile Exchange (Nymex).
Lukman Leong, Kepala Analis PT Platon Niaga Berjangka menilai konflik ini mengindikasikan kondisi ekonomi yang tak baik.
“Apapun yang terjadi di Ukraina, jika krisis makin tinggi tidak bagus untuk ekonomi dan tak bagus untuk minyak,” katanya pada Bisnis.
Sementara itu, pialang senior dari Jefferies Bache Ltd. Christopher Bellew, seperti dikutip dari Bloomberg, mengatakan harga minyak menurun karena kekhawatiran terhadap macetnya pasokan minyak memudar. Dia menjelaskan pemisahan Crimea dari Ukraina tak akan mengganggu pasokan minyak dalam waktu dekat.
Analis dari Energy Aspects Ltd. Richard Mallinson mengatakan pada Bloomberg harga bisa bergerak lebih signifikan jika Rusia kembali mengerahkan tentaranya.
“Jika ada pergerakan yang lebih agresif dari tentara Rusia, harga akan bereaksi. Saat ini pasar sangat fokus pada keadaan politik di wilayah tersebut,” katanya.
Adapun petang kemarin kontrak Brent untuk pengiriman Mei turut anjlok 0,46% mnejadi US$107,71 per barel di ICE Futures London. (Bloomberg)