Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Capres 2014: Danareksa Proyeksi IHSG Sentuh 5.000

Pengumuman Joko Widodo sebagai calon presiden Indonesia dalam Pemilu 2014 disambut positif investor lokal dan hedge fund asing dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asing sehingga IHSG berpotensi menguat di atas 5.000 pada tahun ini.

Bisnis.com, SEMARANG--Pengumuman Joko Widodo sebagai calon presiden Indonesia dalam Pemilu 2014 disambut positif investor lokal dan hedge fund asing dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asing sehingga IHSG berpotensi menguat di atas 5.000 pada tahun ini.

Branch Manager Danareksa Sekuritas cabang Jateng Melcy RS Makarawung menuturkan kenaikan indeks harga saham gabungan yang ditutup melejit 152,47 poin ke level 4.878,64 pada Jumat (14/3) mencerminkan persepsi positif investor terhadap sosok Jokowi.

"Hedge fund asing dari AS, Eropa, Asia dan lokal fund, baik asuransi negara, reksadana, dan dana pensiun strong buy. Karena mereka berpikir Jokowi kalau jadi RI1 akan membereskan infrastuktur yang sangat penting bagi Indonesia," ujarnya, Jumat (14/3/2014).

Harapan atas perbaikan infrastruktur dari sosok Jokowi, imbuhnya, akan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia. Pasalnya, infrastruktur yang baik akan menjaga tingkat inflasi, serta arus distribusi dan transportasi sehingga tidak terjadi ekonomi berbiaya tinggi.

"Indeks akan cepat naik di atas 5.000. Makanya investor tidak mau ketinggalan beli, mereka stok saham-saham blue chip sebelum IHSG tambah naik," katanya.

Selain dampak psikologis, optimisme kenaikan IHSG ke level 5.000 turut didukung faktor fundamental, seperti rencana pelepasan saham perdana beberapa calon emiten besar, seperti Pelindo, PTPN, dan Pertamina.

Aksi beli asing, imbuh Melcy, turut berdampak positif terhadap nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Seiring masuknya aliran dana asing ke pasar modal, rupiah berpotensi menguat di bawah Rp11.000/US$.

"Yield obligasi juga akan turun, karena risiko turun," tuturnya.

Dalam jangka pendek, euforia pencapresan Jokowi di pasar saham diproyeksi akan terjadi selama 3-4 hari, sebelum memasuki masa sepi order.

"Setelah 3-4 hari mungkin ada masa tidak ada order beli selama 1-2 hari karena menunggu IHSG menyentuh 5.000. Setelah itu indeks lanjut menguat, koreksi minor tetap ada," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper