Bisnis.com, JAKARTA—Setelah memperoleh pinjaman dari induk usaha sebesar US$500 juta, yang telah diumumkan kemarin, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) segera memperoleh utang baru senilai US$365 juta dari sejumlah bank.
Hasnul Suhaimi, Direktur Utama XL Axiata, mengatakan perseroan sudah mendapat komitmen dari beberapa bank untuk memberi pinjaman.
“Rinciannya akan diumumkan pada tanggal efektif closing transaksi,” ujarnya, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Rabu (12/3/2014).
Mohamed Adlan bin Ahmad Tajuddin, Direktur Keuangan XL Axiata, mengatakan pinjaman berdenominasi dolar AS senilai US$365 juta berasal dari bank luar negeri. Tanpa mau menyebut besaran bunga dan tenor pinjaman, Adlan cuma mengatakan bunga pinjaman mengacu pada bunga di pasar.
Pinjaman anyar memang harus di tempuh XL Axiata untuk melengkapi pinjaman yang baru diperoleh perseroan dari induk usaha, yakni Axiata Group Berhad, se nilai US$500 juta atau Rp5,81 triliun (kurs Rp11.613 per US$).
Pinjaman sebesar itu bakal dipakai untuk membayar sebagian liabilitas PT Axis Telecom Indonesia kepada kreditur tertentu. Bunga pinjaman dihitung atas saldo harian pinjaman yang terutang pada tingkat suku bunga sebesar 2,41% tetap untuk 3 tahun net-off tax atau pada tingkat suku bunga lain.
Tenggat waktu pelunasan pe nuh ditetapkan pada tahun ketiga sejak tanggal pencairan pertama pinjaman. Lewat keterbukaan informasi, Selasa (11/3), XL Axiata menyatakan pinjaman itu merupakan transaksi afiliasi karena terdapat hubungan afiliasi antara XL dengan Axiata.
Axiata merupakan pemegang saham pengendali XL dan perusahaan publik yang tercatat di bursa Malaysia. Pelunasan utang Axis menjadi kewajiban XL Axiata setelah emiten telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia itu meng akuisisi 95% saham Axis.
Berdasarkan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales purchase agreement/CSPA) antara XL Axiata dengan Saudi Telecom Company dan Teleglobal Investment B.V. pada September 2013, 100% nilai perusahaan Axis ditaksir US$865 juta. Dengan catatan, buku Axis bersih dari utang dan posisi kas nol (cash free and debt free).
Harga pembayaran tersebut akan digunakan untuk membayar nilai nominal saham Axis serta melunasi utang dan kewajiban Axis.
Per 2013, total liabilitas XL sebesar Rp24,98 triliun, sedangkan total ekuitas Rp15,3 triliun. Maka, debt to equity ratio (DER) sebesar 1,63 kali. Dengan pinjaman baru sebesar Rp5,806 triliun, DER XL Axiata meningkat menjadi 2,01 kali.
Adapun, dari enam anak usaha Grup Axiata, hanya pendapatan XL Axiata yang merosot pada tahun lalu dibandingkan dengan perolehan 2012.