Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosat Rugi Besar, Analis Rekomendasikan Jual

Terbebani rugi selisih kurs yang teramat besar, PT Indosat Tbk. (ISAT) mendulang rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik perusahaan senilai Rp2,78 triliun pada 2013. Analis merekomendasikan jual saham ISAT.
Galeri Indosat/JIBI
Galeri Indosat/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA--Terbebani rugi selisih kurs yang teramat besar, PT Indosat Tbk. (ISAT) mendulang rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik perusahaan senilai Rp2,78 triliun pada 2013. Analis merekomendasikan jual saham ISAT.

Rugi tahun berjalan ini merosot hingga 9 kali lipat dari laba pada 2012 sebesar Rp375,1 miliar. Akhmad Nurcahyadi, Kepala Riset Recapital Securities, mengatakan kinerja ISAT pada 2013 tidak menggembirakan, tercermin dari perolehan bottom line dan kecilnya pertumbuhan pendapatan.

Pendapatan pada 2013 sebesar Rp23,86 triliun, naik 6,42% dari 2012 sebesar Rp22,42 triliun. Beban ISAT pun meningkat sebesar 17,74% dari Rp19,23 triliun pada 2012 menjadi Rp22,35 triliun pada 2013. Marjin EBITDA ISAT pada 2013 sebesar 43,5%, turun 3,5 basis poin dari 2012 sebesar 47%.

"Dari ikhtisar utama kinerjanya sepanjang 2013, rekomendasi saya jual saja. Tadinya saya sarankan hold, tapi dengan kinerja begini tidak mungkin hold," kata Akhmad kepada Bisnis, Selasa malam, (4/3/2014).  

Indosat berencana melakukan lindung nilai dan memangkas utang valuta asing pada tahun ini. Akhmad menilai langkah itu positif menurunkan rugi selisih kurs pada 2013.

Bila utang Indosat dalam mata uang dollar AS separuh dari total utang, ada baiknya perusahaan menurunkan lebih dulu utang valasnya. Agar terhindar dari rugi selisih kurs lebih lanjut.

"Masalah utang sudah bertahun-tahun melanda Indosat. Kalau dia sadar itu masalahnya, upayanya untuk mengurangi utang harus jadi fokus perseroan tahun ini," ujar Akhmad.

Tapi, dia mengingatkan, sembari menekan utang, Indosat juga harus membesarkan pendapatannya dan memangkas beban operasional. Dengan begitu, bottom line bisa dinaikkan.

Akhmad menyarankan pinjaman baru Indosat pada tahun ini haruslah dipakai untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi. Januari lalu Indosat mengantongi pinjaman anyar senilai Rp1 triliun.

Pinjaman itu dipakai untuk ekspansi dan membayar kembali (refinancing) utang jatuh tempo 2014. Perusahaan pun tengah menjajaki pinjaman senilai US$200 juta dari Export Credit Agency untuk investasi satelit.

"Saat Indosat mau memangkas utangnya, kemudian menambah beban baru, itu tidak masalah. Baiknya dipakai untuk meningkatkan kinerjanya, seperti menambah infrastruktur," kata Akhmad.
 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper