Bisnis.com, JAKARTA--PT Indosat Tbk. (ISAT) membukukan rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik perusahaan sebesar Rp2,78 triliun atau anjlok hingga 9 kali lipat dari laba pada 2012 sebesar Rp375,1 miliar.
Rugi didulang karena perusahaan telekomunikasi itu menanggung rugi selisih kurs bersih sebesar Rp2,79 triliun. Sedangkan, pada 2012 rugi selisih kurs bersih hanya Rp744,6 miliar.
Penaikan pendapatan nyatanya tidak membantu menekan rugi tahun berjalan. Ikhtisa utama Indosat menyebut pendapatan pada 2013 sebesar Rp23,86 triliun, naik 6,42% dari 2012 sebesar Rp22,42 triliun. Pendapatan selular masih memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan pada 2013, yakni sebesar Rp19,37 triliun atau 81,18%. Sisanya, sebesar Rp3,93 triliun berasal dari pendapatan non-selular.
Beban ISAT pun meningkat sebesar 17,74% dari Rp19,23 triliun pada 2012 menjadi Rp22,35 triliun pada 2013. Marjin EBITDA ISAT pada 2013 sebesar 43,5%, turun 3,5 basis poin dari 2012 sebesar 47%.
Utang perusahaan telekomunikasi berjubah kuning itu meningkat 8,77% dari Rp22 triliun pada 2012 menjadi Rp23,93 triliun pada 2013.
Total pelanggan selular hingga akhir Desember 2013 mencapai 59,6 juta, meningkat 1,88% dari jumlah pelanggan selular pada 2012 sebanyak 58,5 juta. Average revenue per user (ARPU) pada 2013 sebesar Rp27.600, naik 1,8% dari ARPU pada 2012 sebesar Rp27.100. Jumlah base transceiver station Indosat pada 2013 mencapai 24.280 unit, sedangkan pada 2012 sebanyak 21.930 unit. BTS 2G mendominasi, yakni sebanyak 18.871, sisanya sebanyak 5.409 merupakan BTS 3G.