Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Asia Naik, Yuan China Melemah

Saham Asia naik, dengan indeks patokan regional mencapai level tertinggi dalam 1 bulan, sementara ringgit Malaysia menguat dan nikel naik. Yuan China turun paling sejak Desember 2012 dan emas mundur.
Standard & Poor 500 (SPX) berjangka sedikit berubah. /bisnis.com
Standard & Poor 500 (SPX) berjangka sedikit berubah. /bisnis.com

Bisnis.com, SINGAPURA - Saham Asia naik, dengan indeks patokan regional mencapai level tertinggi dalam 1 bulan, sementara ringgit Malaysia menguat dan nikel naik. Yuan China turun paling sejak Desember 2012 dan emas mundur.

MSCI Asia Pacific Index naik 0,7% pada pukul 12:33 di Tokyo setelah SoftBank Corp memimpin rally di sektor telekomunikasi setelah perusahaan ini menyatakan tertarik untuk membeli saham di Line Corp, layanan mobile messaging Korea Selatan.

Standard & Poor 500 (SPX) berjangka sedikit berubah. Ringgit menyentuh level 6 minggu tinggi terhadap dolar AS, dan lira Turki melemah 0,6%. Mata uang China turun 0,2% sementara tingkat swap negara itu turun ke level rendah 11 pekan.

Nikel meningkat 0,3% di London dan emas turun dari level tertinggi dalam 3 bulan.

Perusahaan jasa telekomunikasi memimpin kenaikan pada indeks MSCI Asia Pacific setelah sejumlah sumber mengatakan SoftBank, operator terbesar ketiga di Jepang, telah membuat penawaran untuk membeli layanan Naver Corp.

Jerman mengkonfirmasi percepatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat, sementara laporan AS kemungkinan akan menunjukkan harga rumah naik 0,3% pada Desember dari bulan sebelumnya, menurut survei Bloomberg.

Bank sentral China menguras dana dari sistem keuangan karena suku bunga pasar uang yang lebih rendah sekaligus menandai pasokan yuan yang cukup.

"Selama aliran berita tetap wajar, kita akan menerobos level tertinggi baru untuk saham global, " kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital Investors Ltd di Sydney, yang mengawasi US$131 miliar. " Ekonomi global terlihat OK. Untuk saat ini kami masih akan melihat lebih banyak terbalik."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper