Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didera Isu PHK, Roda Vivatex Buyback Saham Rp4,1 Miliar

Produsen kain tenun filamen poliester PT Roda Vivatex Tbk. (RDTX) melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp4,125 miliar seiring dengan ada pihak yang ingin menjual saham di bawah harga pasar.

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen kain tenun filamen poliester PT Roda Vivatex Tbk. (RDTX) melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai Rp4,125 miliar seiring dengan ada pihak yang ingin menjual saham di bawah harga pasar.

Direktur Utama Roda Vivatex Wiriady Widjaja menuturkan transaksi tersebut dilakukan pada 9—13 Desember 2013, dengan PT Valbury Asia Securities bertindak sebagai perantara perdagangan efek.

“Saat itu, kami beritahukan ada pihak yang ingin menjual saham di bawah harga pasar, sehingga kami lakukan buyback saham agar harga saham RDTC tidak jatuh,” ujarnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/12/2013).

Menurutnya, perseroan khawatir harga saham akan jatuh, akibat pemberitaan keterbukaan informasi mengenai terjadinya pengurangan produksi dan karyawan di pabrik tekstil milik perusahaan tersebut.

Sebelumnya, Roda Vivatex dikabarkan berencana mengurangi jumlah karyawan secara bertahap di tengah kenaikan upah buruh dan pelemahan nilai tukar rupiah.

Kenaikan upah minimum regional/kabupaten memaksa perusahaan untuk mengurangi produksi.

“Dampak dari pengurangan tersebut, kami berencana melakukan pengurangan karyawan secara bertahap,” ujarnya.

Menurutnya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami cobaan yang bertubi-tubi tahun ini.

Keadaan pasar domestik yang lesu membuat order penjualan perseroan mengalami penurunan drastis hampir 50%.

Dia menambahkan dampak depresiasi mata uang rupiah akhir-akhir ini membuat harga bahan baku benang, kimia, pewarna, dan bahan baku lainnya yang ditagih dalam dollar AS mengalami kenaikan yang cukup signifikan, sedangkan harga penjualan dibayar dalam rupiah.

Di sisi lain, harga penjualan kain cenderung mengalami pelemahan, karena masuknya kain impor yang cukup deras dengan harga yang relatif lebih murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Herdiyan
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper