Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Indeks Bakal Dibayangi Isu Tapering? Ini Ulasannya

Pertemuan para petinggi bank sentral AS, atau disebut Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, yang berlangsung pekan ini akan menjadi sentimen utama bagi pergerakan IHSG.

Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan para petinggi bank sentral AS, atau disebut Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, yang berlangsung pekan ini akan menjadi sentimen utama bagi pergerakan IHSG.

Pasar berspekulasi dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Desember hingga 18 Desember itu, akan diputuskan pengurangan (tapering) stimulus AS. Para investor asing yang menanamkan uangnya di pasar saham Indonesia dinilai akan memperhitungkan hasil pertemuan tersebut dalam melakukan perdagangan saham.

Ketergantungan pasar modal Indonesia pada aliran dana asing melalui stimulus AS (quantitative easing) dinilai membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) mudah berfluktuasi terhadap isu pengurangan stimulus tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, setelah AS memulai program stimulusnya pada 2008, arus dana yang masuk ke pasar modal Indonesia memang meningkat.

Sejak 2008 hingga 2012, tercatat Rp93,2 triliun dana asing masuk ke pasar modal Indonesia. Hal itu lebih besar dibandingkan dengan 5 tahun sebelumnya sebanyak Rp63,2 triliun.

Nilai tersebut adalah hasil bersih yang didapat setelah asing melakukan jual beli saham. Adapun, dalam melakukan pembelian, sepanjang 5 tahun terakhir tersebut investor asing menggelontorkan Rp1.855,24 triliun.

Di sisi lain, semenjak gonjangganjing isu tapering, sepanjang tahun ini investor asing telah men cetak aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp16,94 triliun.

Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, menyatakan FOMC tersebut bakal menjadi sentimen utama pergerakan indeks harga saham gabung an (IHSG) pada pekan ini.

Menurutnya, para pelaku pasar masih menunggu kepastian dan skema tapering. “Pasar masih menebak-nebak kapan dan bagaimana tapering akan diterapkan,” ujarnya kepada Bisnis, seperti dilaporkan Harian Bisnis Indonesia, Senin (16/12/2013).

Dirinya berpendapat tapering memang bakal terjadi, tetapi tidak pada tahun ini. Menurutnya tapering baru akan dimulai pada tahun depan. Hal itu karena pemerintah AS bakal melakukan review tahunan terlebih dahulu.

Lebih lanjut, menurutnya tapering bakal dilakukan secara bertahap dan dengan nilai yang tidak terlampau besar.“Sementara untuk sentiment dalam negeri saya kira masih positif. BI Rate tetap, inflasi bagus, neraca perdagangan surplus,” tutur Satrio.

Reza Pritambada, Kepala Riset PT Trust Securities, memperkirakan pada pekan ini IHSG akan berada pada rentang support 4.144-4.169 dan resisten 4.265-4.335.

Menurutnya, IHSG gagal bertahan pada kisaran target support 4.195-4.238 meskipun sempat juga masuk dalam kisaran resistance 4.289-4.367, sehingga masih memberikan gambaran aksi jual masih terjadi seiring belum kondusifnya kondisi pasar.

Peluang pelemahan masih dimungkinkan, meskipun juga menawarkan entry level yang cukup menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnis Indonesia (16/12/2013)
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper