Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali menanjak karena membaiknya data ekonomi Indonesia, antara lain rendahnya inflasi pada November dan surplus neraca perdagangan Oktober.
“Indeks kembali menguat karena pasar mulai percaya diri melakukan aksi beli setelah data ekonomi Indonesia membaik. Bahkan surplus neraca perdagangan tidak diekspektasi sebelumnya,” ujar analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Senin (2/12/2013)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Senin (2/12), neraca perdagangan pada Oktober mengalami surplus sebesar US$42,4 juta. Surplus terjadi karena ekspor lebih tinggi dibandingkan impor dengan nilai ekspor US$15,72 miliar dan impor US$15,67 miliar.
Sementara itu, inflasi November yang sebelumnya diperkirakan sebesar 0,14 oleh para ekonom, nyatanya berada di angka 0,12.
“Rendahnya inflasi dapat memicu perbaikan kinerja saham sektor consumer goods. Secara umum, data ekonomi yang baik dapat memacu window dressing lebih awal,” tuturnya.
Adapun dalam perdagangan Senin (2/12/2013), sektor konstruksi dan properti tercatat mencetak kenaikan tertinggi sebesar 4,9%, diikuti aneka industri yang menanjak 2,15% dan industri 2,10%.
“Kenaikan properti nampaknya terjadi karena spekulasi BI Rate yang tetap atau malah turun".
Namun, Kiswoyo beranggapan sektor properti biasanya adalah ‘mainan’ investor lokal. Hal itu terlihat dari aksi beli bersih pemodal asing yang tipis. Dia beranggapan investor asing lebih suka ‘bermain’ di sektor perbankan dan consumer goods.
“Meski begitu, saya memperkirakan aksi beli bersih bakal terus meningkat. IHSG pada perdagangan besok [hari ini] bakal berada di kisaran 4.250-4.450,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel