Bisnis.com, WASHOINGTON--Produksi minyak Amerika Serikat melampaui impor minyak untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade pada Oktober.
Dibantu terutama oleh produksi dari penyulingan baru cadangan berbasis serpih (shale), produksi minyak dalam negeri mencapai 7,7 juta barel per hari pada bulan lalu, tertinggi dalam 24 tahun.
Impor minyak, yang lama dilihat sebagai sebuah kelemahan strategis dan ekonomis bagi Amerika, tenggelam jauh di bawah angka itu ke tingkat terendah 17 tahun, menurut Badan Informasi Energi (EIA), Kamis (14/11/2013).
Terakhir kali produksi minyak AS melampaui impor minyaknya adalah pada Februari 1995, ketika permintaan domestik melonjak sementara produksi terus perlahan-lahan menurun, kata EIA .
Terjadinya rekah hidrolik atau fracking memungkinkan pengebor untuk membuka cadangan dalam strata serpih (shale) yang sulit dieksploitasi dan membawa kenaikan pesat dalam produksi minyak dan gas alam.
Pergeseran ini telah mengambil ketergantungan AS terhadap impor minyak menjadi kurang dari 40% dari konsumsi dalam negeri, dibandingkan dengan lebih dari 60% saat puncak ketergantungan impor pada 2005.
EIA memperkiraan impor akan terus menurun menjadi hanya 28% dari konsumsi pada 2014, tingkat terendah sejak 1985. Gedung Putih menandakan pergeseran itu sebagai keberhasilan kebijakan energi dan konservasinya.
"Tonggak ini merupakan hasil dari peningkatan kebijakan produksi dan administrasi, seperti peningkatan standar ekonomi bahan bakar, yang mengurangi konsumsi minyak, pengurangan polusi karbon dan pemangkasan tagihan konsumen," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.
Pertama Kali, Produksi Minyak AS Lampaui Impor pada Oktober
Produksi minyak Amerika Serikat melampaui impor minyak untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade pada Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
32 menit yang lalu
Pasar Saham RI Paling Jeblok di Asia Tenggara Sepanjang 2024
37 menit yang lalu