Bisnis.com, JAKARTA - Surutnya laju investasi dan efek pendapatan negatif karena pelemahan rupiah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat secara year-on-year (y-o-y) pada kuartal II/2013. Namun, pertumbuhan ekonomi 2013 masih diprediksi berada pada kisaran 5,8%.
Menurut ekonom dari DBS Bank Ltd., Gundy Cahyadi perlambatan investasi sepanjang tahun ini sebenarnya tidak terlampau buruk jika dibandingkan dengan tahun 2012, walaupun laju perlambatan investasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan perkiraannya.
“Adanya efek pendapatan negatif (negative incone effect) karena pelemahan nilai tukar rupiah merupakan salah satu faktor utama melemahnya pertumbuhan investas di Indonesia,” kata Gundy dalam analisisnya yang dirilis Jumat (8/11/2013).
Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2013 terccatat melemah ke level 5,6% secara y-o-y. Angka ini adalah yang terendah sejak 3 tahun terakhir sekaligus di bawah ekspektasi Gundy pada 5,7%.
Sepanjang tahun ini, rupiah membukukan pelemahan hingga 14,19% secara year-to-date (y-t-d). Tekanan dari faktor ekonomi internal dan eksternal membuat mata uang Garuda oleng sejak paruh kedua tahun ini dan sempat anjlok pada level Rp11.649 per dolar AS pada penutupan transaksi 5 September.