Bisnis.com, JAKARTA—Rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada Kamis (7/11) malam dinilai bakal mempengaruhi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan besok.
“Pergerakan indeks pada perdagangan besok bakal dipengaruhi rilis data pertumbuhan ekonomi AS. Ekspektasinya bakal ada perlambatan dari 2,5% menjadi 2%,” ujar Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, Kamis (7/11/2013)
Satrio menambahkan, ada ‘ancang-ancang’ rencana dari The Fed, jika perlambatan memang benar terjadi, maka stimulus masih akan berlanjut. Oleh karena itu, berdasarkan ekspektasi pelaku pasar beranggapan stimulus masih akan berlanjut.
“Jika stimulus akan tetap berlanjut, maka likuiditas pasar bakal terjaga. Hal itu bisa membuat indeks menguat,” paparnya.
Sementara terkait penaikan indeks pada hari ini, Satrio menganggap hal itu terjadi karena adanya technical rebound.
Selain itu, menurutnya IHSG menguat karena rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sesuai ekspektasi
“Sebenarnya tren jangka menengah IHSG masih di level pelemahan, tetapi untuk jangka panjang indeks bakal menguat,” tutur Satrio.
Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2013 mencapai 5,62% yoy atau turun dari sebelumnya 5,81%, dan tumbuh 2,96% qoq atau meningkat dari sebelumnya 2,61%.
Berdasarkan riset Henan Putihrai, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2013 secara yoy sedikit di atas estimasi konsensus (5,60%) sedangkan secara qoq masih di bawah estimasi (3,01%).
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III-2013 sebesar 5,83% dari periode yang sama tahun lalu.
Sumber utama pertumbuhan ekonomi secara yoy pada triwulan III-2013 adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, sebesar 2,9%.
Pada perdagangan Kamis (7/11) lalu indeks menguat 0,82% ke 4.486,11 dan tercatat dengan frekuensi dagang 131.068 kali. Perdagangan mencetak total volume di pasar reguler dan negosiasi sebesar 4,24 miliar saham.
Selain itu tercatat sebanyak 149 saham naik, 89 saham turun, 113 tak bergerak, dan 133 tak ditransaksikan.
Transaksi yang dibukukan senilai Rp5,53 triliun, terdiri dari transaksi di pasar reguler Rp4,50 triliun dan pasar negosiasi Rp1,03 triliun.
Investor asing diketahui mencetak aksi jual bersih (nett sell) di pasar reguler Rp62 miliar, dan secara akumulasi mencetak nett sell sebesar Rp95,36 miliar di pasar reguler dan negosiasi.
Pergerakan bursa saham regional Asia mayoritas tercatat melemah, indeks Hang Seng Hongkong turun 0,68%, indeks Nikkei Jepang merosot 0,76%, dan indeks Straits Times Singapura melemah 0,10%. (ra)