Bisnis.com, JAKARTA - Harga gula berjangka turun 6,1% di New York sejak 18 Oktober menyusul adanya kebakaran yang membahayakan di Pelabuhan terbesar di Brasil.
Harga gula akan turun 8,9% ke rata-rata 17,25 sen per pound pada kuartal kedua, menurut Deutsche Bank AG.
Sementara itu, Brasil bagian selatan, wilayah penghasil gula terbesar, kemungkinan mengapalkan 500.000 ton kurang pada saat puncak produksi pada kuartal ketiga.
Pada saat puncak produksi gula di Brasil, kemungkinan akan mengekspor gula hingga 1,5 juta ton, menurut Kingsman SA, perusahaan riset yang berbasis di Swiss.
Harga gula mengalami penurunan dari level tertinggi dalam satu bulan, karena pedagang menilai bahwa stok di China mencapai rekor dan percepatan ekspor dari India akan lebih
dari mengimbangi pasokan yang hilang dari kebakaran gudang di Brasil.
Api yang merusak gudang Copersucar SA telah mendorong perdagangan berjangka keluar dari pasar yang dimulai sejak September 2012, karena permintaan mengalahkan pasokan untuk tahun kedua.
China, pengguna gula terbesar kedua, akan memiliki cadangan sebesar 5,48 juta ton pada September dan ekspor India akan mendapatkan setidaknya 10 kali lipat , Departemen Pertanian AS dan ED & F Man Komoditas India Pvt mengatakan.
Penurunan harga yang memotong biaya untuk Krispy Kreme Doughnuts Inc ( KKD ) dan Grupo Bimbo SAB , pembuat roti terbesar .
" Dunia tidak akan membutuhkan seluruh ekspor gula dari Brasil, karena kita mengharapkan terutama permintaan impor China untuk memperlambat sedikit, karena saham yang mereka miliki, " kata Jonathan Kingsman, pendiri Kingsman, sebuah unit dari McGraw Hill Financial Inc 's Platts.