Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Comex Anjlok 0,91% pada US$1.327/Ounce

Bisnis.com, CHICAGO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena Senat AS menolak tindakan persetujuan sebelumnya atas RUU pengeluaran oleh DPR AS yang dikuasai Partai Republik.

Bisnis.com, CHICAGO - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Senin (Selasa pagi WIB), karena Senat AS menolak tindakan persetujuan sebelumnya atas RUU pengeluaran oleh DPR AS yang dikuasai Partai Republik.

Tindakan saling jegal antara Senat AS dan DPR AS itu membuat penutupan lembaga-lembaga pemerintah lebih mungkin akan terjadi.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun US$12,2 (0,91%), menjadi ditutup di US$1.327 per ounce.

Emas mengakhiri satu bulan (September) dengan kerugian 4,7%, tapi menutup kuartal ketiga tahun ini masih dengan keuntungan sebesar 8,8%, kenaikan kuartalan pertama sejak 28 September 2012.

Bertentangan dengan salah satu pemikiran, penutupan pemerintah adalah disinflationary (tidak menyebabkan inflasi) secara alami, tetapi tidak berarti sebuah pendorong untuk emas, analis pasar mengatakan.

Sementara itu, ketidakpastian yang diciptakan oleh penutupan pemerintah menunjukkan kemungkinan penurunan peringkat kredit, yang akan membuat tingkat suku bunga lebih tinggi, yang akan negatif untuk emas.

Juga, ketidakpastian tentang kapan Federal Reserve AS akan mulai menurunkan skala pembelian obligasinya, juga merupakan faktor yang membebani para investor.

Analis pasar percaya bahwa kenaikan kecil terbaru dalam emas adalah hasil dari "short covering" para investor bukannya pembelian baru. Mereka memprediksi "technical resistance" bagi emas di 1.340 dolar AS hingga 1.350 dolar AS per ounce.

Perak untuk pengiriman Desember kehilangan 12,3 sen (0,56%), menjadi ditutup pada US$21,708 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari merosot US$6,8 ( 0,48%), menjadi ditutup pada US$1.412,4 per ounce.(antara)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper