Bisnis, JAKARTA—Harga tahu dan tempe di dalam negeri tampaknya makin sulit untuk turun. Pasalnya, Amerika Serikat, produsen kedelai terbesar dunia, mengalami musim kering sebulan terakhir sehingga merusak hasil panen dan memicu kontrak komoditas itu ke level tertinggi dalam sepekan.
Negara bagian Iowa, Illinois, dan Indiana megalami musim kering paling parah selama Agustus, menurut data awal dari T-Storm Weather LLC di Chicago.
Suhu akan mencapai rata-rata 10 derajat Fahrenheit di atas normal hingga 11 September sehingga mengganggu hasil panen, menurut laporan perushaan itu. Bulan lalu, harga kedelai naik 13% atau yang tertinggi sejak Juli 2012.
“Musim kering akan memangkas hasil panen,” ujar Jim Gerlach, presiden A/C Trading Co. di Indiana, sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (4/9/2013).
Dia menambahkan bahwa kedelai merupakan tanaman paling tahan lama, tetapi jika tidak segera turun hujan maka hasil panennya tidak akan maksimal.”
Kontrak kedelai untuk November naik 2,2% dan ditutup pada US$13,8675 per bushel pada pukul 13.15 di WIB Chicago Board of Trade atau pukul 12.15 WIB. Peningkatan itu merupakan yang tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 26 Agustus
Kontrak kedelai untuk pengiriman Desember naik 3,6% menjadi US$438,90 untuk 2.000 pound makanan ternak. Sebanyak 40% dari kedelai dari negara bagian Midwest berisiko rugi panen pekan ini, menurut Commodity Weather Group LLC dalam laporannya.