Bisnis.com, JAKARTA— Emas bergerak turun pagi ini, Selasa (20/8/2013) ke level US$1.3600 per troy ounce, pascakenaikan harga berkepanjangan beberapa hari belakangan.
Menurut Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, harga emas mencoba bergerak ke level rendah.
“Sinyal overbought yang terlihat pada beberapa indikator oscillator mengindikasikan peluang terjadinya koreksi,” kata Ariston dalam laporan analisis harga emas harian, Selasa (20/8/2013).
Dia menambahkan, support harga kini berada pada kisaran US$1.357, jika harga bergerak di bawah angka tersebut akan membuka peluang pelemahan ke level US$1.342. Namun, jika bisa bertahan pada support penting itu, harga berpotensi naik ke are US$1.370—US$1.376.
Sementara itu, menurut Kepala Riset Real Time Futures, Wahyu Laksono, tren bearish jangka pendek tengah terancam. Tren akan berlanjut jika emas menembus US$1.180 dan membuka jalan ke level US$1.155 dan US$1.120. Adapun level psikologis ada pada posisi US$1.100 dan US$1.000.
Dia menambahkan, di atas posisi US$1.330 terdapat resisten US$1.350, US$1.380, US$1400, dan terkuat pada posisi US$1425. Harga emas pada level US$1.380-US$1.425 sangat rentan dengan tekanan turun.
Ariston mengatakan, hari ini tidak ada data ekonomi penting yang bakal dikeluarkan. Saat ini, isu tapering yang bakal dilakukan Federal Reserve masih menjadi perhatian pasar dan menjadi faktor utama penggerak harga emas.
Emas di Commodity Exchange turun 0,15% dan berada pada posisi US$1.363 per troy ounce (US$43,82 per gram) pukul 12:59 WIB. Emas menembus level US$1.380 pada transaksi kemarin. Sepanjang pekan lalu, emas melonjak 4,8%, tertinggi sejak 12 Juli setelah nilai saham MSCI All Country World Index jatuh. Aset SPDR Gold Trust turun 912,32 ton. (ltc)