Bisnis.com, JAKARTA— Emas tercatat berfluktuasi setelah turun dari level tertinggi dalam 2 bulan, akibat pertimbangan investor terkait prospek pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat (AS).
Menurut Analis HSBC Securuties (USA) Inc Howard Wen, dalam waktu dekat ini pasar akan fokus pada pertemuan The Federal Open Market Committe (FOMC) dan detil mengenai keputusan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dalam rapat tersebut.
“Jika melihat perdagangan selama musim panas, harga emas akan terus fluktuatif,” kata Wen seperti dikutip Bloomberg, Selasa (20/8/2013).
Emas spot naik-turun sekitar 2% dan diperdagangkan pada posisi US$1.367,97 per troy ounce (US$43,98 per gram) pukul 9:32 WIB. Harga emas spot merangkak naik kemarin hingga ke level US$1.384,55 (US$44,515 per gram). Angka tersebut adalah yang tertingi sejak 18 Juni. Harga ditutup turun 0,8% pascamenguatnya sinyal bahwa The Fed bakal mengurangi quantitative easing-nya pada perekonomian AS.
Sementara itu, emas di Commodity Exchange naik 0,15% dan berada pada posisi US$1.367 per troy ounce (US$43,95 per gram) pagi ini. Emas menembus level US$1.3800 pada transaksi kemarin. Sepanjang pekan lalu, emas melonjak 4,8%, tertinggi sejak 12 Juli setelah nilai saham MSCI All Country World Index jatuh. Aset SPDR Gold Trust turun 912,32 ton.
Adapun bullion turun 18% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu saat The Fed memutuskan membeli obligasi sebesar US$8,5 miliar per bulan untuk mengerek monete AS. Keputusan itu sempat membuat logam mulia tersebut mencetak bullish tertinggi dalam 12 tahun terakhir. (ltc)