Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak mentah dunia sedikit lebih tinggi pada Sabtu pagi WIB didorong oleh kekhawatiran meningkatnya kerusuhan di Mesir, yang terletak pada jalur penting Terusan Suez dan saluran pipa Sumed untuk mengalirkan minyak dari Teluk.
Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah 13 sen menjadi berakhir pada US$107,46/barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober ditutup pada harga US$110,4/barel, atau naik 94 sen.
Lee Chen Hoay, Analis Investasi Phillip Futures, seperti dikutip Antara (17/8/2013) mengatakan kenaikan terjadi karena kekhawatiran bahwa kekerasan di Mesir yang dapat mempengaruhi pengiriman minyak di sepanjang Terusan Suez dan menyebar ke seluruh Timur Tengah.
Meskipun Mesir bukan produsen minyak utama, Terusan Suez membawa sekitar 2,5 juta barel/hari, sekitar 2,7% dari pasokan minyak mentah global, dengan sebagian besar ditujukan untuk pasar Eropa.
Michael McCarthy, Kepala Strategi Pasar CMC Markets di Sydney, mengatakan bahwa harga minyak sudah termasuk 'premi risiko', karena investor terbiasa dengan ancaman konstan dari gangguan pasokan di Timur Tengah.
"Mesir jelas memiliki dampak pada harga, tetapi kenyataannya pembicaraan konstan tentang gangguan pasokan Timur Tengah telah hampir menjadi suara latar para investor," katanya. (ltc)