Bisnis.com, JAKARTA— Kenaikan data penjualan ritel Amerika serikat yang memicu penguatan dolar AS, menekan harga emas.
Paparan data indeks harga produsen yang akan dipaparkan Presiden Federal Reserve St Louis James Bullard pun ditunggu pasar, karena diharapkan bisa menggerakkan harga emas.
Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, perusahaan pialang berjangka, Ariston Tjendra mengatakan selain emas, harga komoditas lain yang berpotensi tertekan adalah perak, platinum, tembaga.
“Semua komoditas yang diperdagangkan dalam dolar AS [berpotensi tertekan harganya],” kata Ariston saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Rabu (14/8/2-13).
Ariston mengatakan penguatan industri China yang datanya dirilis belum lama ini, memang sempat mendorong kenaikan sejumlah harga komoditas.
Setelah penjualan ritel Amerika Serikat dirilis yang mengalami peningkatan, menyebabkan sentimen pasar beralih ke data AS.
“Kenaikan data penjualan ritel AS yang sesuai perkiraan menjadi penyebab penurunan harga emas semalam. Kenaikan data penjualan ritel ini memicu penguatan dolar AS, karena pandangan pengurangan stimulus moneter AS terbuka kembali,” kata Ariston.
Dia mengatakan harga emas kembali mendapat tekanan turun, yang terindikasi dari penurunan harga emas kemarin (13/8/2013) yang berhasil menembus ke bawah area support 1.323.
Rabu pagi ini (14/8/2013) terbentuk support dan resisten di kisaran 1.314 dan 1.328, dengan potensi penurunan bisa kembali berlanjut. Tekanan turun di bawah 1.314 berpotensi membuka peluang tekanan turun mendekati area 1.305. Sementara itu tekanan naik ke area 1.340 kembali membutuhkan konfirmasi penembusan area resisten 1.328.
“Hari ini data indeks harga produsen (PPI) AS dan pidato James Bullard, Presiden Federal Reserve St Louis, yang juga memiliki hak suara dalam rapat kebijakan moneter Fed, bisa menjadi market mover harga emas malam nanti,” kata Ariston.
Data PPI juga berimplikasi pada angka inflasi AS, yang bisa menekan harga emas kembali jika data yang dirilis lebih bagus dari proyeksi pasar. Demikian pula bila James Bullard mendukung pengurangan stimulus moneter the Fed tahun ini. (ltc)