Bisnis.com, JAKARTA— Harga emas turun untuk pertama kali dalam sepekan, sementara itu indikasi perbaikan ekonomi AS telah mendorong spekulasi bahwa bank sentral AS akan memperketat stimulus moneter, dan penguatan dolar AS menggeogoti daya tarik logam mulia tersebut.
Penjualan ritel AS naik selama empat bulan berturut-turut, menurut data pemerintah. Sedangkan dolar AS menguat ke level tertinggi dalam sepekan terhadap 10 nilai tukar utama. Pada sisi lain, Presiden Bank Sentral AS, Dennis Lockhart mengindikasikan bahwa para pembuat kebijakan akan memperketat pembelian obligasi bulan depan.
“Ekonomi AS menunjukkan isyarat perbaikan,” ujar Michael Haigh, Kepala Riset Komoditas Societe Generale SA di New York sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (14/8/2013). Dia bahkan memprediksi masih akan terjadi penurunan harga emas.
Kontrak emas untuk pengiriman Desember turun 1% dan bertengger di posisi US$1.320,50 per ounce pukul 13.47 di bursa Comex New York, Selasa (13/8/2013) atau pukul 12.47 WIB, Rabu (13/8/2013).
Harga tersebut naik 4% pada empat sesi perdagangan sebelumnya. Sehari sebelumnya, harga logam mulia tersebut mencapai US$1.343,70 atau yang tertinggi untuk kontrak berjangka sejak 24 Juli. (ltc)