Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik bersamaan dengan minyak Brent setelah produksi Laut Utara stabil dan Libya menutup terminal ekspor minyak terbesarnya. Premi Brent terhadap WTI naik untuk keenam kali dalam tujuh hari.
Volume kontrak meningkat hingga hari kedua setelah sebuah kompresor rusak di anjungan Ula sehingga produksi minyak mentah Ekofisk berkurang, ujar juru bicara BP Plc, operator anjungan tersebut sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (13/8/2013).
Sementara itu Libya menutup pelabuhan Es Sider setelah membukanya Minggu lalu. WTI tergelincir ke posisi US$105,03 dalam perdagangan harian menyusul adanya laporan pertumbuhan ekonomi Jepang yang melambat hingga 2,6% selama triwulan kedua.
“Kami mendengar isu pasokan minyak di Laut Utara dan Libya,” ujar Bill Baruch, seorang senior market strategist pada Iitrader.com, Chicago. Menurutnya, momentum pasar sangat tinggi dan posisi harga WTI US$105 merupakan level penyangga terpenting.
WTI untuk pengiriman September naik 14 sen menjadi US$106,11 per barel di bursa New York Mercantile Exchange. Nilai perdagangan tercatat 15% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 14.37 waktu setempat, Senin (12/8) atau Selasa (13/8) pukul 01.37 WIB.
Brent untuk pengiriman September naik 75 sen atau 0,7% dan ditutup pada posisi US$108,97 per barel di bursa ICE Futures Europe London. Sedangkan volume perdagangan 1,9% di bawah rata-rata 100 hari. Premi Brent terhadap WTI naik jadi US$2,86 per barel dari US$2,25 pada 9 Agustus.