Bisnis.com, JAKARTA--Harga emas terdongkrak ke level tertinggi bulan ini setelah jumlah kepemilikan di exchange-traded products (ETPs) naik untuk pertama kalinya sejak Juni lalu.
Harga emas untuk pengiriman segera menguat sebanyak 1,5% menjadi US$1.333,94 per ounce, harga tertinggi sejak 31 Juli, dan diperdagangkan di US$1.331,69 pada pukul 14.05 di Singapura. Emas untuk pengiriman Desember naik sebanyak 1,6% menjadi US$1.333 per ounce di Comex, New York dan berada di US$1.330,40.
Logam mulia tersebut anjlok 21% tahun ini karena spekulasi Federal Reserve AS yang mungkin mengurangi program stimulus memacu arus pengurangan kepemilikan emas dalam ETPs.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, aset di SPDR Gold Trust naik 1,8 ton menjadi 911,13 ton pada 9 Agustus, penaikan pertama sejak 10 Juni. Namun kepemilikan turun 439,69 ton tahun ini setelah merosot sejak Januari.
Dominic Schnider, kepala riset komoditas di UBS AG, Singapura mengatakan apa yang pihaknya butuhkan untuk mempertahankan tingkat harga emas saat ini sebenarnya arus masuk. Dia memprediksi harga akan lebih rendah dalam 3 sampai 6 bulan ke depan.
"Apa yang benar-benar menyelamatkan emas dari sisi konsumen di pasar negara berkembang adalah China," ujarnya seperti dikutip di Bloomberg, Senin (12/8).
Asosiasi Emas China mengatakan, konsumsi emas naik 54% menjadi 706,36 ton pada 6 bulan pertama dari tahun sebelumnya. Adapun menurut Biro Statistik Nasional, penjualan perhiasan China naik 42% pada Juli dari tahun sebelumnya. (Bloomberg)