Bisnis.com, TOKYO - Perusahaan produsen perlengkapan mandi terbesar di Jepang, Kao Corp (4452) memangkas prediksi laba tahun ini, karena kasus pemutih kulit bermasalah yang dialami lebih dari 2.000 konsumen.
Kao memotong proyeksi laba bersih di tahun ini sebesar 8,2% atau setara dengan 67 miliar yen setelah membukukan kerugian khusus sebesar 5,6 miliar yen, karena penarikan produk dari pasaran. Sementara itu, laba bersih untuk semester I/2013 sekitar 18,3 miliar yen atau 3,7% di bawah perkiraan sebelumnya.
Hingga saat ini perusahaan masih menilai total kerugian yang disebabkan kasus pemutih kulit bermasalah itu. “Dampak kasus tersebut telah tercermin pada proyeksi perusahaan pada kuartal III dan IV,” jelas Shingo Sakai, juru bicara Kao seperti yang dilansir Bloomberg, Senin (29/7/2013).
Kanebo, unit kosmetik Kao, awal bulan ini mulai menarik produk yang mengandung bahan pemutih kulit Rhododenol setelah pelanggan mengeluh mengalami hilangnya pigmentasi kulit (depigmentasi).
Kanebo juga menyebutkan bahwa telah ada 2.250 orang yang melaporkan kasus depigmentasi tersebut, dan menerima lebih dari 100.000 permintaan mengenai penarikan produk dari pasaran.
Rhododenol merupakan zat yang ditemukan Kanebo dan berasal dari senyawa kimia alami dalam kulit pohon birch putih. Dalam senyawa tersebut ditemukan dapat memberikan efek mencerahkan kulit dengan menekan produksi melanin dalam beberapa tahap.
Kao membeli Kanebo Cosmetics Inc seharga 279 miliar yen atau sekitar US$2,4 miliar pada 2006 dari lembaga bailout pemerintah.