Bisnis.com, JAKARTA—Sepanjang Juli, beberapa perusahaan yang melantai di bursa sudah membagikan dividen, perusahaan di sektor asuransi merajai besaran yield (imbal hasil) dividen tersebut.
Dalam catatan Bisnis, beberapa emiten (perusahaan terbuka) yang sudah membagikan dividen hingga awal pekan ini adalah AHAP (3,59%), AMAG (4,62%), INDF (2,59%), GGRM (1,75%), JSPT (1,6%), GPRA (1,17%), EMTK (1,03%), BBNP (0,88%), PNIN (0,69%), DYAN (0,63%), WINS (0,37%), dan MDRN (0,23%).
Dari catatan tersebut, sepanjang awal Juli hingga awal pekan ini, emiten yang membagikan dividen dengan yield tertinggi adalah AMAG atau PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Perusahaan tersebut membagikan dividen pada hari ini, 23 Juli, dengan yield sebesar 4,62%.
Namun jika diakumulasikan sebulan penuh, maka besaran yield dari dividen AMAG tersebut masih kalah. Hal itu karena di akhir Juli masih ada beberapa emiten yang akan membagikan dividen, antara lain, ASBI, DART, KBLI, DPNS, PTIS, IPOL, TAXI, dan FISH.
Adapun dari beberapa emiten yang akan membagikan dividen tersebut, ASBI atau PT Asuransi Bintang Tbk memegang tahta dengan yield tertinggi, sebesar 5,26%. Adapun besaran dari yield dihitung berdasarkan harga penutupan pada 15 Juli 2013.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, sebenarnya perusahaan yang membagikan dividen dengan yield tinggi tidak bisa serta-merta dianggap memiliki kondisi yang bagus.
“Bisa jadi kebijakan pembagian dividen dengan yield yang tinggi itu sebenarnya menunjukkan perusahaan tidak mampu mengelola laba dengan baik,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/7).
Menurutnya, beberapa perusahaan yang membagikan dividen dengan yield yang tinggi seringkali sahamnya tidak liquid, maka biasanya risikonya juga tinggi.
“Perusahaan asuransi sendiri dalam kacamata pelaku pasar seringkali undervalue atau tidak menarik, karena kapitalisasi pasar yang kecil,” ucapnya.
Dia menambahkan, dalam beberapa kasus, setelah pembagian dividen, terdapat saham yang nilainya anjlok dalam perdagangan. Hal itu memiliki kecenderungan yang besar ketika situasi pasar sedang buruk.
“Ada beberapa kasus harga saham langsung anjlok setelah pembagian dividen, contohnya saham seharga 10.000, setelah bagi dividen malah anjlok menjadi 9.600,” jelas Satrio.
Di sisi lain, Jhon Vetter, Managing Director sekaligus analis senior PT Investa Saran Mandiri mengatakan, jika dilihat, laba perusahaan asuransi bergantung dari besaran premi dan jumlah klaim dalam setahun.
“Asuransi sangat bergantung dari jumlah klaim. Jika klaim naik dan banyak, maka laba kemungkinan besar akan turun. Begitu juga sebaliknya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/7).
Jhon menambahkan, mengenai valuasi saham perusahaan asuransi memang beberapa undervalue. Menurutnya karena kapitalisasi yang kecil dan pendapatan dari besaran klaim yang memiliki risiko besar.
“Namun di satu sisi, secara positif, yield dividen yang tinggi biasanya diikuti dengan besaran PE atau price earning yang tinggi juga,” jelas Jhon.
Dividen Agustus
Lebih lanjut, pada Agustus 2013 juga terdapat beberapa emiten yang berencana membagikan dividen. Emiten tersebut antara lain JAWA (3,38%), PANR (3,06%), TIRA (2,76%), SMAR (13,95%), KKGI (5,36%), PANS (2,31%), GPRA (1,17%), DGIK (1,08%), IMAS (0,54%), dan MTSM (0,43%).
Berdasarkan catatan tersebut, emiten yang membagikan dividen dengan yield tertinggi adalah SMAR atau PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, dengan imbal sebesar 13,95%. Diikuti oleh KKGI atau PT Resource Alam Indonesia Tbk dengan yield 5,36% dan JAWA atau PT Jaya Agra Wattie Tbk dengan imbal sebanyak 3,38%.
Sinar Mas Agro sendiri berencana membagikan dividen tunai senilai Rp3,39 triliun, atau 53% dari total laba yang ditahan per 31 Desember 2012 senilai Rp6,4 triliun.
Wakil Direktur Utama Sinar Mas Agro Budi Wijana mengatakan seusai rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 25 Juni lalu, nilai dividen itu merefleksikan Rp1.200 per lembar yang dapat diperoleh pemegang saham perseroan pada 29 Agustus 2013.
“Dividen tidak seluruhnya dari laba bersih tahun buku 2012 senilai Rp2,15 triliun, namun diakumulasi dengan saldo laba yang ditahan dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya usai RUPS.